KOMPAS.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan pemerintah Indonesia Januari 2025, sudah berlangsung sejak tahun lalu di Bandung dan sekitarnya.
Bedanya, program tersebut ditujukan untuk mahasiswa dan para pekerja informal yang kesulitan seperti pengemudi ojek online.
“Kami menamakan program ini Mari Makan,” ujar amil Rumah Amal Salman ITB, Romi Hardiyansyah, Sabtu (25/1/2025).
Baca juga: Update Program MBG di Jabar: 4 Daerah Belum Melaksanakan, Bey Machmudin Angkat Bicara
Romi mengungkapkan, ada beragam alasan kenapa program ini ditujukan untuk mahasiswa dan pengemudi ojol.
Dalam sebuah penelitian di Universitas Gadjah Mada (UGM), sebanyak 20-30 persen mahasiswa di perguruan tinggi mengalami ketidakamanan pangan.
Kasus serupa lainnya, International Labour Organization (ILO) merilis data, sebesar 20 persen pekerja lepas seperti pengemudi ojol berisiko lekurangan asupan pangan yang berdampak pada produktivitas kerja.
Baca juga: Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Balita Bisa Nikmati Makan Bergizi Gratis di Posyandu
Secara nyata, hal ini dialami oleh salah satu pengemudi ojol di Medan yang meninggal akibat kelaparan.
Awalnya, program bantuan makanan gratis ini diberikan di lingkungan Kampus ITB. Nantinya program ini akan diperluas.
Bedanya, program ini dilakukan dengan pendekatan inovatif berbasis teknologi untuk memberikan layanan secara efisien.
Jadi, penerima manfaat akan mendapatkan voucher makan berbentuk QR yang bisa ditukarkan di rumah makan mitra.
Setiap penerima manfaat, tambah dia, berhak menerima satu voucher senilai Rp 16.000 setiap pekan. Proses distribusi voucher dilakukan secara otomatis melalui bot WhatsApp, yang mempermudah pendaftaran dan pemantauan program.
Tidak hanya penerima manfaat, rumah makan mitra juga dilengkapi aplikasi pemindai kode QR untuk memverifikasi penggunaan voucher. Aplikasi ini menampilkan riwayat pemindaian dan pembayaran kepada pihak rumah makan, sehingga transparansi dan akuntabilitas program dapat terjaga.
“Eskalasi program ini lebih mudah karena tidak terbatas pada perangkat fisik. Pemantauan efektivitas program juga jauh lebih efisien, baik dari sisi penyedia layanan maupun mitra,” imbuh Romi.
Selain membantu memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa dan pengemudi ojek online, program ini juga memberdayakan UMKM di sekitar lingkungan kampus.
Hingga kini, program “Mari Makan” telah menyasar 115 penerima manfaat, terdiri dari 58 mahasiswa dan 57 pengemudi ojol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.