优游国际

KOMPAS.com – Komedian Isa Wahyu Prastantio atau Isa Bajaj mengungkapkan proses usaha rumah makan yang kini ia jalani.

Isa Bajaj mengaku usaha rumah makan sudah ia jalani selama tiga tahun sejak ia dan keluarga pindah dari Jakarta ke Magetan, Jawa Timur.

Baca juga: Sekarang Hidup Sederhana di Magetan, Isa Bajaj Tak Kangen Dunia Artis, Nyaman Jadi Orang Biasa

Isa Bajaj menyebut, dirinya menghandel semua urusan operasional rumah makan, mulai dari membuat sambal sampai menyiapkan bahan baku.

“Semua aku yang urus, buat sambal, nyiapin makanan, masak dan lainnya,” ucap Isa Bajaj seperti dikutip dari tayangan Brownis TransTV, Kamis (23/1/2025).

Baca juga: Tak Masalah ke Pasar Sendiri, Isa Bajaj: Istri Enggak Bisa Bangun Pagi

Isa Bajaj tak memungkiri, dirinya punya alasan tersendiri kenapa semua keperluan usaha rumah makannya ia yang mengurus.

Isa Bajaj mengaku, tak ingin merepotkan istrinya agar bisa lebih fokus mengurus rumah tangga.

Baca juga: Tak Bisa Masak, Isa Bajaj Ungkap Sosok Peserta MasterChef Indonesia yang Beri Resep Sambal Tempong

“Aku ke pasar belanja segala macam karena kan istri sulit bangun pagi, terus juga biar istri enggak kena minyak panas atau apa,” ucap Isa Bajaj.

“Aku kasih istri urus bagian di kasir aja,” imbuh Isa Bajaj.

Ada pun, Isa Bajaj dan keluarga memutuskan pindah ke Magetan kampung halamannya agar bisa lebih dekat dengan orangtuanya.

Baca juga: Isa Bajaj Sekarang, Pindah ke Magetan Jalani Hidup Slow Living dengan Jualan Belut

Isa Bajaj sendiri sudah mulai meninggalkan dunia artis dan membuatnya jarang tampil di televisi.

Menu rumah makan Isa Bajaj yang menjadi andalan adalah nasi tempong. Usaha rumah makan ini pula yang sempat membuat Isa Bajaj ramai di media sosial karena kedapatan menjual belut di pasar.

Baca juga: Tak Masalah ke Pasar Sendiri, Isa Bajaj: Istri Enggak Bisa Bangun Pagi

Kendati demikian, Isa Bajaj dan keluarga mengaku bahagia, meski penghasilannya tak sebesar dulu saat aktif di dunia hiburan, dirinya merasa tenang menjalani kehidupan di Magetan sebagai orang biasa.