WASHINGTON DC, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu setempat bahwa ia menunda kenaikan tarif impor terhadap sebagian besar negara selama 90 hari.
Namun, secara bersamaan ia menaikkan tarif impor dari China menjadi 125 persen.
“Saya mengesahkan penundaan selama 90 hari (pada tarif impor baru),” tulis Trump di platform Truth Social, sementara tarif dasar 10 persen akan tetap berlaku
Baca juga:
Trump mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil setelah lebih dari 75 negara berupaya berunding dan tidak melakukan tindakan balasan.
Sebagaimana diberitakan AFP, Kamis (10/4/2025), langkah pria berusia 78 tahun itu diambil menyusul gejolak pasar global yang dipicu oleh pengumuman tarif global seminggu sebelumnya.
Diketahui, pasar saham di Wall Street langsung melonjak, dengan indeks S&P 500 naik tajam 9,5 persen ke level 5.456,90. Lonjakan serupa terjadi di pasar Asia, termasuk Tokyo, Hong Kong, dan Shanghai.
Trump berdalih bahwa kebijakan ini bukan bentuk kemunduran, melainkan strategi fleksibel merespons kondisi pasar.
“Kalian harus fleksibel,” ujarnya kepada wartawan, sembari mengakui bahwa ia mengamati dengan seksama kondisi pasar obligasi AS yang sempat menunjukkan sinyal kekhawatiran investor.
Di balik jeda tarif itu, Trump tetap bersikap keras terhadap China, dengan menaikkan tarif menjadi 125 persen.
Baca juga: China Kembali Balas Tarif Trump, Kenakan 84 Persen untuk Barang dari AS
Ia menyebut adanya sikap kurang hormat dari Beijing karena pemerintahan China mengambil langkah balasan untuk AS.
Kebijakan Trump datang hanya beberapa jam setelah China mengumumkan tarif balasan sebesar 84 persen terhadap produk-produk asal AS, yang meningkat dari sebelumnya 34 persen.
Beijing menyebut tindakan Washington sebagai kesalahan besar dan melanggar sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan setelah Trump menaikkan tarif untuk produk China menjadi 104 persen.
Tak hanya China, Uni Eropa turut meluncurkan tindakan balasan, mengumumkan tarif terhadap produk-produk AS senilai lebih dari 20 miliar euro (sekitar Rp 368 triliun), termasuk kedelai, sepeda motor, dan produk kecantikan.
Namun, blok 27 negara itu tidak menanggapi tarif "Hari Pembebasan" Trump sebesar 20 persen yang mulai berlaku sehari sebelumnya.
Baca juga: Balas Trump, Uni Eropa Akan Kenakan Tarif 25 Persen untuk Produk AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.