KOMPAS.com - Berita mengenai sejumah media asing memberitakan dugaan kasus korupsi yang menjerat Pertamina, memuncaki daftar Populer Global saat ini.
Sedangkan di bawahnya, Politik di Jerman kini semakin condong ke kanan, hal itu terlihat pada Pemilu Jerman 2025.
Berita lainnya yang banyak dibaca di kanal Global 优游国际.com adalah terkait Israel berusaha menjalankan taktik perang seperti di Jalur Gaza dan diterapkan di Tepi Barat.
Baca juga: Usai Insiden Ledakan Bus, PM Israel Tingkatkan Serangan di Tepi Barat
Selengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Selasa (25/2/2025) hingga Rabu (26/2/2025) pagi yang dapat disimak:
Sejumlah media asing memberitakan dugaan kasus korupsi yang menjerat perusahaan minyak dan gas milik negara Indonesia, yaitu PT Pertamina.
Sebelumnya diberitakan, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan (RS), sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina Subholding serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023.
Terkait hal tersebut, setidaknya ada tiga media asing yang ikut menyoroti kasus ini.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
Mohammad Azmouz, tukang cukur asal Suriah yang tinggal di Berlin, mengatakan bahwa menggunakan hak suaranya untuk pertama kali dalam pemilu Jerman pada hari Minggu (23/2/2025) di usia 57 tahun merupakan perasaan yang tak terlukiskan.
Namun, lonjakan dukungan terhadap partai anti-imigrasi Jerman, Alternative for Germany (AfD), membuatnya cemas akan masa depannya.
"Mengapa ada kebencian ini? Kami bekerja, dan telah membangun kehidupan di sini. Kami tidak menjadi beban masyarakat, lalu mengapa tetap ada kebencian? Kami mencintai rakyat Jerman," kata Azmouz.
Artikel selengkapnya bisa dibaca di sini.
Baca juga: 9 Tentara Kolombia Tewas, 20 Terluka Usai Bus Mereka Jatuh ke Jurang
Israel berusaha menjalankan taktik perang yang digunakan di Jalur Gaza. Kini, militer Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Menurut Otoritas Palestina, Israel mengerahkan tank, menghancurkan sebagian besar wilayah kamp pengungsi Jenin, membuat jalan raya, dan membuat persiapan untuk mendirikan pangkalan militer di Tepi Barat.
Dikutip dari Al Jazeera pada Selasa (25/2/2025), Hamas menuduh PM Israel Benjamin Netanyahu sengaja menyabotase kesepakatan gencatan senjata Gaza dengan menunda pembebasan 620 tahanan Palestina.