WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump berbalik menentang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mendukung invasi Rusia, yang semakin memperbesar ketidakpastian terhadap nasib Kyiv.
Mengutip dari kantor berita AFP, Kamis (20/2/2025), ketegangan ini muncul setelah adanya keputusan mendadak Trump untuk membuka pembicaraan dengan Rusia tentang pengakhiran peperangan tanpa melibatkan Ukraina.
Kekhawatiran Ukraina dan sekutunya di Eropa semakin meningkat ketika Trump mengatakan, Ukraina yang memulai perang serta menolak keanggotaan negara pecahan Uni Soviet tersebut di NATO.
Baca juga: Marah, Trump Cap Presiden Ukraina Zelensky sebagai Diktator
Max Bergmann, direktur program Eropa, Rusia, dan Eurasia di Center for Strategic and International Studies mengatakan, Trump tampak sedang melepaskan tanggung jawab dalam mendukung Ukraina dan fokus pada hubungan dengan Moskwa.
Menurutnya, Trump memiliki ketertarikan terhadap gaya kepimpinan otoriter Vladimir Putin.
"Trump menunjukkan bahwa dia benar-benar akan menyerahkan segalanya kepada Rusia," ucap Bergmann kepada AFP.
Ini sebenarnya bukan hal baru, mengingat hubungan Trump dan Zelensky pernah mengalami ketegangan sejak Presiden AS itu dimakzulkan kali pertama pada 2019 karena menunda bantuan ke Ukraina.
Dukungan terhadap Ukraina juga tidak termasuk dalam agenda politik Tump, America First.
Sejak lama, ia menentang miliaran dollar AS bantuan yang dikirim mantan Presiden AS Joe Biden ke Ukraina.
Baca juga: Soal Rencana Trump Damaikan Rusia-Ukraina, Zelensky: AS Hanya Ingin Senangkan Putin
Pria berusia 78 tahun ini bahkan pernah berjanji dalam kampanyenya untuk mengakhiri konflik sebelum resmi menjabat, yang menimbulkan kekhawatiran bagi Ukraina dan sekutunya bahwa Trump akan memaksa Kyiv menerima kesepakatan yang merugikan.
Merespons pernyataan Trump, Zelensky menyebut presiden ke-47 AS tersebut sedang berada dalam pengaruh disinformasi Rusia.
Trump membalas dengan marah, menyebut Zelensky sebagai "komedian" dan "diktator tanpa pemilu" dalam unggahan media sosialnya.
Beberapa politisi Partai Republik, termasuk mantan Wakil Presiden Mike Pence, mengkritik Trump. Namun, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz menyayangkan sikap Zelensky yang tidak berusaha mengakhiri peperangan.
"Kenapa Presiden Zelensky tidak mencoba mengakhiri perang ini demi kebaikan negaranya?" kata Waltz.
Sementara itu, para pemimpin Eropa masih berusaha merespons situasi ini, sambil tetap menyatakan dukungannya kepada Zelensky.
Presiden Perancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer telah menawarkan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Mereka dijadwalkan mengunjungi Gedung Putih pekan depan.
Baca juga: Soal Pertemuan AS untuk Mendamaikan Rusia-Ukraina, Macron Sarankan Trump Berdialog Ulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.