KINSHASA, KOMPAS.com - Lebih dari 80 warga sipil tewas dalam serangan pada larut malam yang dilakukan kelompok bersenjata CODECO terhadap sejumlah desa di Republik Demokratik (RD) Kongo bagian timur pada awal pekan ini.
Misi penjaga perdamaian PBB, MONUSCO, menyampaikan data itu pada Kamis (13/2/2025).
Jumlah korban tewas itu jauh melebihi perkiraan sebelumnya yaitu setidaknya 51 orang, yang disampaikan pemerintah setempat segera setelah serangan itu terjadi pada Senin malam lalu di wilayah Djugu, Provinsi Ituri.
Baca juga: Sedikitnya 35 Warga Sipil Tewas Dibunuh Milisi di RD Kongo
MONUSCO mengatakan, pihaknya telah mengerahkan pasukan penjaga perdamaian secepat mungkin untuk menghadapi serangan itu. Namun penggunaan senjata tajam oleh militan, bukan senjata api yang bising, telah membuat respons pasukan perdamaian PBB terlambat.
Begitu pasukan penjaga perdamaian tiba di lapangan, kelompok militan tersebut “sayangnya telah membunuh lebih dari 80 warga sipil, membakar rumah-rumah, dan menyebarkan kepanikan di kalangan penduduk,” kata MONUSCO, dikutip dari Reuters.
CODECO merupakan salah satu dari sekian banyak milisi yang memperebutkan lahan dan sumber daya di RD Kongo bagian timur.
Kelompok itu sering menyasar kamp-kamp pengungsian, yang jumlahnya kian meningkat sejak serangan pemberontak M23 yang didukung Rwanda baru-baru ini.
M23 terus bergerak ke selatan sejak mereka merebut kota terbesar di Kongo timur, Goma, pada akhir bulan lalu.
Menurut PBB, sekitar 3.000 orang tewas beberapa hari sebelum kota itu direbut. Sejumlah pejabat setempat mengatakan, pergerakan mereka dari Provinsi Kivu Utara ke Provinsi Kivu Selatan berpotensi memicu bencana kemanusian.
Baca juga: Presiden Rwanda Tak Tahu Apakah Pasukan Negaranya Berada di Kongo
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.