优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Berbagai Hal yang Mungkin Terjadi Saat Donald Trump Jabat Presiden AS Lagi

优游国际.com - 07/11/2024, 16:16 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Sumber

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Donald Trump telah menang Pilpres AS lagi.

Bagi beberapa pengamat, masa jabatan pertama Trump dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana ia akan menjabat sebagai presiden Amerika Serikat untuk kali kedua.

Saat Trump pertama mencalonkan diri sebagai presiden AS pada 2015, tak banyak orang yang mengira ia bakal menang.

Baca juga: Tanggapan Terbaru Iran soal Trump Menang Pilpres AS, Singgung Kebijakan Keliru di Masa Lalu

Saat itu, ia tidak mengendalikan mesin Partai Republik, tidak memiliki platform politiknya sendiri, dan mesti bergerak dengan anggaran terbatas.

Dengan moto "Make America Great Again (MAGA)" atau “Mengembalikan Kejayaan Amerika”, Trump menawarkan sejumlah kebijakan kunci, termasuk membangun tembok perbatasan dan melarang muslim masuk ke AS.

Ia pun menampilkan diri sebagai sosok anti-sistem dan kerap berjanji bakal “menguras rawa (korupsi)” di AS.

Setelah berhasil menang secara mengejutkan pada Pilpres AS 2016, Trump berupaya mengubah visi politiknya menjadi tindakan nyata, meski dengan sejumlah hasil berbeda, kata Anthony Zurcher, koresponden BBC untuk wilayah Amerika Utara.

Kini, sejumlah pengamat yakin Trump akan melanjutkan segala sesuatu yang belum sempat dia wujudkan pada akhir masa jabatan pertamanya 2020 lalu.

Salah satu proyek yang belum selesai adalah menutup perbatasan selatan AS. Pada masa jabatan pertamanya Trump tidak memperoleh persetujuan Kongres atas pendanaan pembangunan tembok.

Sekarang dia sepertinya bakal menepati janji kampanye untuk menyelesaikan pembangunan tembok perbatasan.

Baca juga: Putin Masih Bungkam soal Kemenangan Trump di Pilpres AS 2024

Berikut sejumlah kebijakan yang amat mungkin kembali dilanjutkan Trump:

Imigrasi dan perbatasan: bersiap untuk deportasi terbesar dalam sejarah

Imigrasi dan perbatasan menjadi isu kunci dalam dalam kampanye Trump untuk pemilu kali ini.

Dalam sebuah pidatonya, ia sempat mengatakan imigran telah “meracuni darah negara” dan mereka bertanggung jawab atas naiknya harga rumah-rumah dan melonjaknya angka kejahatan.

Ini adalah pernyataan tak berdasar.

Tanpa bukti, ia pun sempat menyatakan negara-negara seperti Venezuela sengaja mengosongkan penjara dan rumah sakit jiwanya serta mengirimkan para penghuninya ke AS.

Ini mengingatkan pada pernyataan Trump sebelumnya di 2015. Saat itu, ia menuduh Meksiko mengirim “orang-orang dengan banyak masalah” ke AS.

Untuk periode keduanya, Trump berjanji akan mengusir jutaan orang asing yang tak punya dokumen resmi dari AS. Ini ia sebut bakal jadi deportasi terbesar dalam sejarah AS.

Baca juga: Suara Trump Terus Jauhi Harris pada Pilpres AS 2024, Kini Capai 294 Electoral Votes

Menurut Pew Research Center, per 2022 ada 11 juta migran tanpa dokumen resmi di AS. Trump bilang angkanya jauh lebih banyak dari itu.

Banyak pakar telah memperingatkan bahwa deportasi massal migran akan memakan biaya besar dan sulit dilakukan, serta dapat berdampak negatif pada beberapa bidang ekonomi yang mengandalkan para tenaga kerja ilegal itu.

Menurut perkiraan organisasi FWD.us, ada 5,2 juta orang tanpa dokumen resmi di AS selama pandemi yang bekerja di sektor-sektor esensial.

Ini termasuk 1,7 juta orang yang bekerja di keseluruhan rantai produksi dan pemasaran pangan.

Studi Pew Research Center pada 2016 juga menunjukkan 17 persen pekerja di sektor pertanian dan 13 persen di sektor konstruksi AS merupakan imigran ilegal.

Lebih lanjut, Trump berjanji bakal menutup perbatasan dengan Meksiko dan terus membangun tembok antara kedua negara. Ini adalah salah satu janji utama saat Trump pertama menjabat presiden AS.

Di akhir masa jabatannya dahulu, Trump mengeklaim berhasil membangun tembok sepanjang kira-kira 727 kilometer, meski sebenarnya hanya 129 kilometer yang benar-benar baru.

Sedangkan sisanya adalah renovasi pagar lama.

Trump pun sempat mengusulkan untuk menghidupkan kembali kebijakan yang bakal memaksa para pencari suaka tinggal di Meksiko hingga permohonannya disetujui serta untuk menghapus hak kewarganegaraan bagi anak-anak para imigran ilegal yang lahir di AS.

Baca juga:

Ekonomi: pengurangan pajak, penambahan tarif

Kinerja ekonomi AS yang relatif baik selama pemerintahan Trump sebelum munculnya pandemi Covid-19 menjadi salah satu aspek yang paling menguntungkan pencalonannya pada 2024.

Menurut studi lembaga survei Gallup yang dirilis pada 9 Oktober, 54 persen pemilih yakin Trump dapat menangani masalah ekonomi lebih baik daripada saingannya Kamala Harris.

Bila menang dan memimpin AS lagi, Trump berjanji akan kembali memotong pajak seperti yang telah dilakukannya dahulu.

Di periode pertama, misalnya, ia memangkas pajak perusahaan jadi 21 persen—meski ini hanya sementara.

Kini, Trump bahkan ingin menurunkan kembali pajak perusahaan jadi hanya 15 persen serta menghapus pajak atas tip dan pajak atas pemasukan yang diterima para pensiunan dari program jaminan sosial AS.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau