TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel pada Senin (3/6/2024) mengumumkan kematian empat tawanan yang ditahan di Gaza. Banyaknya sandera yang tewas ini sebagai bentuk keraguan terkait rencana gencatan senjata.
Padahal, Presiden AS Joe Biden sudah menyerukan rencana gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.
Sebelumnya, pada hari Jumat Joe Biden menyampaikan rencana tiga fase Israel yang akan mengakhiri perang, membebaskan semua sandera dan mengarah pada rekonstruksi wilayah Palestina yang hancur tanpa kekuasaan Hamas.
Baca juga: G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya
Namun, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan bahwa perang yang dipicu oleh serangan 7 Oktober 2023 akan terus berlanjut sampai semua tujuan Israel tercapai, termasuk penghancuran kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Pada Senin kemarin, Biden mengatakan kepada emir mediator Qatar bahwa dia melihat Hamas sebagai satu-satunya hambatan bagi gencatan senjata total di Gaza, dan mendesaknya untuk menekan kelompok tersebut agar menerimanya.
Kelompok negara-negara maju G7 mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa para pemimpinnya sepenuhnya mendukung kesepakatan yang didorong oleh Biden, dan meminta Hamas untuk menerimanya.
Diketahui, Militer Israel mengumumkan kematian empat sandera di Gaza yang ditangkap pada 7 Oktober, menyebut mereka sebagai Chaim Perry, Yoram Metzger, Amiram Cooper dan Nadav Popplewell.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan dia sangat sedih mendengar kematian warga Israel-Inggris Popplewell, dan menambahkan: "kami menegaskan kembali permintaan kami agar Hamas memulangkan semua sandera".
Semuanya kecuali Popplewell terlihat hidup dalam video yang dirilis oleh Hamas pada bulan Desember.
Baca juga: Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan
"Kami menilai mereka berempat tewas saat bersama-sama di wilayah Khan Younis selama operasi kami di sana melawan Hamas," terang juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari, dikutip dari AFP pada Selasa (4/6/2024).
Sebelumnya pada hari Senin, tentara mengatakan telah menemukan jenazah paramedis Dolev Yehud di Israel, yang dianggap sebagai sandera tetapi terbunuh pada 7 Oktober.
Media Israel mempertanyakan sejauh mana pidato gencatan senjata Biden dan beberapa rincian penting dikoordinasikan dengan tim Netanyahu.
Selain itu termasuk berapa lama gencatan senjata akan berlangsung dan berapa banyak tawanan yang akan dibebaskan serta kapan.
Kelompok Hamas pada hari Jumat mengatakan mereka memandang garis besar Biden “secara positif”, tetapi sejak itu tidak memberikan komentar resmi mengenai negosiasi yang terhenti tersebut.
Sementara mediator Qatar, Mesir dan Amerika Serikat belum mengumumkan adanya pembicaraan baru.
Menteri luar negeri dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Yordania dan Mesir mengeluarkan pernyataan pada Senin yang mendukung upaya diplomasi terbaru.
Mereka menekankan pentingnya menangani secara serius dan positif usulan presiden AS, yang dapat menghasilkan gencatan senjata permanen dan mengakhiri penderitaan rakyat Jalur Gaza, kata pernyataan bersama tersebut.
Baca juga: Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina
Juru bicara pemerintah Israel David Mencer mengutip Netanyahu yang mengatakan bahwa garis besar yang disampaikan Biden hanya "sebagian".
Serta berdasarkan rencana tersebut, pertempuran hanya akan berhenti sementara "untuk tujuan memulangkan para sandera".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.