优游国际

Baca berita tanpa iklan.

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

优游国际.com - 03/06/2024, 20:45 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pada momen yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam politik AS, Donald Trump menjadi mantan atau presiden AS pertama yang masih menjabat yang dinyatakan bersalah atas suatu kejahatan.

Sebagian besar pakar sepakat, kecil kemungkinan Trump akan menjalani hukuman penjara atas 34 tindak pidana berat yang dilakukannya dalam putusan pada Kamis (30/5/2024) di Pengadilan Manhattan.

Dia diperikrakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut—sebuah proses yang mungkin akan berlangsung jauh setelah pilpres pada November mendatang—dan bahkan jika putusan tersebut dikukuhkan, denda, masa percobaan atau pengawasan adalah opsi hukuman yang lebih mungkin dikenakan pada Trump.

Baca juga:

Namun, bahkan dalam skenario terburuk—hukuman penjara—Trump dapat melanjutkan pencalonannya—bahkan berpotensi menjabat sebagai presiden AS dari dalam penjara.

Bagaimana seorang narapidana dapat mencalonkan diri sebagai presiden AS?

Persyaratan hukum bagi kandidat presiden tidak berubah sejak 1789, momen ketika George Washington menjadi presiden pertama Amerika Serikat.

Profesor emeritus sejarah AS di University College London, Prof Iwan Morgan, mengungkapkan ada syarat bahwa calon presiden AS lahir di wilayah Amerika Serikat.

"Itulah sebabnya mengapa banyak orang mempermasalahkan apakah (mantan Presiden AS Barack) Obama benar-benar warga negara Amerika," kata Prof Iwan Morgan kepada BBC, seraya menambahkan bahwa para kandidat harus berusia di atas 35 tahun.

Para kandidat juga harus sudah bermukim di AS selama 14 tahun—syarat ini ditambahkan setelah Perang Saudara untuk melarang "orang-orang yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Amerika Serikat," kata Prof Morgan.

Kendati begitu, tak ada larangan bagi narapidana untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Amerika Serikat.

Alasan untuk hal ini bermula dari asal-usul negara tersebut, kata Prof Morgan.

"Amerika Serikat lahir dari revolusi, dan ada kemungkinan seseorang yang mungkin pernah dipenjara karena terlibat dalam gerakan anti-monarki—Amerika Serikat masih menjadi koloni (Inggris) kala itu—dapat didiskualifikasi dari pencalonan presiden."

Tidak ada satu pun bapak pendiri AS—anggota konvensi yang menyusun konstitusi AS pada 1787—yang benar-benar dipenjara oleh Inggris, tetapi “beberapa (dari mereka) hampir dipenjara,” kata Prof Morgan.

“Jika revolusi gagal, mereka akan (dinyatakan) bersalah atas pengkhianatan terhadap kerajaan, dan akan menjadi penjahat.”

Itulah sebabnya para penyusun konstitusi enggan membatasi siapa yang bisa menjadi presiden, sebuah kebijakan yang memuluskan tiga kandidat berkampanye untuk menjadi presiden dari dalam sel penjara.

Mantan Presiden AS, Donald Trump, dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan dokumen bisnis di Pengadilan Pidana Manhattan, Kamis, 30 Mei 2024.REUTERS via BBC INDONESIA Mantan Presiden AS, Donald Trump, dinyatakan bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan dokumen bisnis di Pengadilan Pidana Manhattan, Kamis, 30 Mei 2024.
Eugene V Debs

“Kandidat terpenting yang mencalonkan diri saat berada di penjara federal adalah Eugene Debs pada 1920,” kata Prof Morgan.

Debs kali pertama masuk penjara pada 1894, ketika dirinya sebagai pejabat serikat pekerja memimpin aksi mogok kerja terhadap perusahaan kereta api. Dia dinyatakan bersalah karena menghalangi pengiriman surat.

Tentara AS kemudian menghentikan aksi mogok tersebut dan Debs dipenjara selama enam bulan, sebuah pengalaman yang berdampak besar pada pandangan politiknya.

“Pada awal abad ke-20, ia menjadi anggota Partai Sosialis Amerika yang sangat terkemuka. Ia mencalonkan diri sebagai kandidat presiden pada 1904, 1908, 1912, dan 1920,” jelas Prof Morgan.

Sebelumnya, Debs juga pernah mencalonkan diri sebagai kandidat Partai Sosial Demokrat pada 1900.

Kampanye kandidat presiden Eugene V Debs pada 1912 dan 1920 merupakan titik puncak bagi sosialisme di AS.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Kampanye kandidat presiden Eugene V Debs pada 1912 dan 1920 merupakan titik puncak bagi sosialisme di AS.
“Pada 1912, dalam persaingan yang melibatkan kandidat Partai Demokrat Woodrow Wilson, kandidat Partai Republik William Howard Taft, kandidat Partai Progresif dan mantan Presiden Theodore Roosevelt, Debs tampil sangat baik.”

Ia memperoleh hampir satu juta suara, 6 persen dari total suara yang diberikan, “persentase tertinggi yang pernah diraih oleh kandidat Partai Sosialis di Amerika”.

Akan tetapi, ia tidak memenangi suara elektoral, meskipun ia berada di urutan kedua di Florida.

Kendati begitu, perang yang akan datang pada tahun-tahun berikutnya—Perang Dunia Pertama—akan menghadirkan dilema besar bagi kaum sosialis Amerika, kata Prof Morgan.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses 优游国际.com
atau