KYIV, KOMPAS.com - Bulan lalu, Pavlo Petrychenko yang merupakan sersan junior di tentara Ukraina mengeluarkan peringatan keras kepada Presiden Volodymyr Zelensky tentang kecanduan judi yang melanda militer.
Meningkatnya perjudian online di kalangan tentara Ukraina yang bertugas menyebabkan banyak personel kehilangan seluruh gaji mereka, katanya, sehingga membuat para prajurit dan keluarga mereka terlilit utang.
Beberapa di antaranya sampai menjual drone militer dan kamera pencitraan termal untuk memenuhi kecanduan judinya, mengorbankan keselamatan mereka sendiri demi memuaskan hasrat berjudi.
Baca juga: Ukraina Akan Panggil Warganya di Luar Negeri
Lelah karena perang lebih dari dua tahun, para pelaku judi mengatakan bahwa perjudian online menyebar luas di angkatan bersenjata Ukraina.
Judi, menurut mereka, adalah hiburan karena terus-menerus diserang, jauh dari rumah, keluarga, dan orang-orang yang mereka cintai.
“Bagi banyak orang, judi menjadi satu-satunya cara untuk mengatasi stres,” kata Petrychenko dalam petisi kepada Zelensky yang meminta larangan perjudian tentara, dikutip dari kantor berita AFP pada Rabu (24/4/2024).
Petisinya mendapat 26.000 pendukung dalam beberapa hari, cukup untuk memerlukan tanggapan formal dari presiden.
Pada 20 April 2024, Zelensky menurutinya dengan menandatangani dekrit yang melarang personel militer melakukan judi online selama masa perang.
Pemerintah Ukraina juga membatasi iklan, meluncurkan kampanye nasional mengenai dampak buruk kecanduan judi, dan memblokir semua situs judi ilegal.
Kementerian Kesehatan Ukraina kemudian membuat strategi pengobatan untuk memerangi kecanduan judi yang parah.
Petrychenko kini telah gugur di medan perang wilayah Donetsk, Ukraina timur, tetapi petisinya masih memicu perdebatan nasional mengenai salah satu dampak psikologis perang terhadap pasukan Ukraina.
Anggota parlemen Oleksiy Goncharenko menyatakan, sembilan dari sepuluh tentara garis depan Ukraina adalah pencandu judi.
“Ini masalah yang sekarang menghancurkan moral militer,” katanya di aplikasi perpesanan Telegram.
“Ada banyak keluhan dari para orangtua dan istri bahwa para prajurit tersebut dibayar cukup baik karena berada di garis depan, dan mereka kehilangan uangnya,” kata Wakil Menteri Urusan Veteran Ukraina, Oksana Syvak, kepada AFP.
Baca juga:
Menilai skala masalahnya adalah hal rumit karena tidak ada statistik resmi, katanya, tetapi kesaksian pribadi menunjukkan jumlah tentara yang berjudi.