BEIJING, KOMPAS.com - Posisi China yang tidak akan berhenti menggunakan kekuatan untuk menjadikan Taiwan berada di bawah kendalinya.
Namun, China mengeklaim hal itu hanya ditujukan pada campur tangan asing dan sejumlah kecil kelompok separatis.
Menurut China, masyarakat Taiwan harus dicegah dari bias terhadap pemerintah China.
Baca juga: Sudah Kaya Raya, Para Pemuda China Masih Takut Menikah, Apa Sebabnya?
Dilansir dari Reuters, Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan, yang memenangkan pemilihan presiden pekan lalu, menolak klaim kedaulatan China.
Mereka juga telah berulang kali menawarkan pembicaraan namun ditolak.
China sendiri memandang presiden terpilih Lai Ching-te sebagai separatis yang berbahaya.
Chen Binhua, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, mengatakan pada konferensi pers rutin di Beijing bahwa hasil pemilu Taiwan tidak mengubah fakta bahwa pulau itu adalah milik China dan pada akhirnya akan disatukan kembali.
"Kami tidak berjanji untuk menghentikan penggunaan kekuatan sama sekali tidak ditujukan kepada rekan senegaranya di Taiwan. Kami menargetkan campur tangan kekuatan eksternal dan sejumlah kecil separatis kemerdekaan Taiwan serta aktivitas separatis mereka," kata Chen.
Selama satu setengah tahun terakhir, China telah dua kali melancarkan latihan perang skala besar di sekitar Taiwan dan secara teratur mengirimkan jet tempur dan kapal perang ke Selat Taiwan.
Baca juga: Nauru Pilih Putus Hubungan dengan Taiwan dan Beralih ke China, Apa Alasannya?
Sementara itu, opini publik arus utama di Taiwan menginginkan perdamaian, bukan perang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.