MOSKWA, KOMPAS.com – Moskwa mengancam tidak akan memperpanjang kesepakatan gandum Laut Hitam setelah 18 Mei kecuali Barat menghilangkan sejumlah hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.
Kesepakatan tersebut mengizinkan ekspor gandum melalui tiga pelabuhan di Laut Hitam yang ditengahi oleh PBB dan Turkiye dan dimulai pada Juli 2022.
Kesepakatan ini bertujuan untuk meringankan krisis pangan global yang diperburuk oleh perang yang mengganggu ekspor dari Rusia dan Ukraina, pemasok biji-bijian terkemuka dunia.
Baca juga:
“Tanpa kemajuan dalam menyelesaikan lima masalah sistemik tidak perlu membicarakan perpanjangan lebih lanjut inisiatif Laut Hitam setelah 18 Mei,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, Kamis (13/4/2023).
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, inisiatif Laut Hitam tak lain terus melayani ekspor komersial Kyiv secara eksklusif untuk kepentingan negara-negara Barat.
Selain menengahi ekspor gandum, PBB pada Juli 2022 juga setuju untuk membantu Rusia dengan ekspor makanan dan pupuknya.
Kini, Rusia menyampaikan bahwa kedua perjanjian itu adalah bagian yang saling terkait. Moskwa memarahi Sekretariat PBB karena memutarbalikkan fakta.
Baca juga: KTT G20: Jokowi Yakin Ekspor Gandum dari Laut Hitam Akan Berlanjut demi Keamanan Pangan Dunia
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa diskusi dan komunikasi masih berlangsung dengan para pihak.
Dia menambahkan, para pejabat PBB bertekad untuk memastikan implementasi kedua kesepakatan.
Dujarric mengatakan, sehubungan dengan ekspor Rusia, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan terkait pembayaran dan masalah teknis lainnya. Hal ini sedang dicoba diperbaiki oleh pejabat PBB.
Dia menggarisbawahi bahwa ada beberapa hasil nyata yang berkontribusi pada volume perdagangan gandum yang lebih besar, tarif pengiriman yang lebih rendah, dan peningkatan jumlah kapal yang mengunjungi pelabuhan Rusia untuk pupuk dan menurunkan asuransi.
“Jadi kami telah membuat beberapa kemajuan, tetapi kami terus mendorong untuk membuat lebih banyak lagi,” kata Dujarric.
Baca juga: PBB Bantah Klaim Rusia Ada Kapal Ekspor Gandum di Laut Hitam Saat Diserang Ukraina
Barat telah memberlakukan serentetan sanksi keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Ekspor makanan dan pupuknya tidak dikenai sanksi, namun Moskwa mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi merupakan penghalang pengiriman.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) harus dihubungkan kembali ke sistem pembayaran SWIFT.
Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina Akan Dibuka Lagi, Dikirim dari 3 Pelabuhan Laut Hitam
Selain itu, pasokan mesin dan suku cadang pertanian perlu dilanjutkan serta pembatasan asuransi dan reasuransi perlu dicabut.
Tuntutan lain termasuk akses ke pelabuhan, dimulainya kembali pipa amonia Togliatti-Odesa yang memungkinkan Rusia memompa bahan kimia ke pelabuhan Ukraina, serta membuka blokade aset dan rekening perusahaan Rusia yang terlibat dalam ekspor makanan dan pupuk.
“Penghapusan hambatan ekspor pertanian dalam negeri seharusnya dilakukan dalam rangka pelaksanaan Memorandum Rusia-PBB,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Baca juga: Zelensky Desak Diakhirinya Blokade Pelabuhan Laut Hitam oleh Rusia, jika Tidak…
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.