Khet Thi setidaknya adalah penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari.
Penyair K Za Win, (39 tahun) ditembak mati selama protes di Monywa pada awal Maret.
After death of poet Khet Thi, says at least 780 civilians have been killed by the Myanmar junta’s forces since the coup. It says 3,826 are still detained
— Matthew Tostevin (@TostevinM)
Baca juga: Junta Militer Myanmar Masukkan Pemerintah Bayangan sebagai Teroris
Tokoh budaya dan selebriti telah menjadi pendukung utama perlawanan terhadap kudeta. Sementara protes setiap hari terus digelar di berbagai bagian negara Asia Tenggara itu, meskipun terjadi pembunuhan dan ribuan penangkapan.
Khet Thi adalah seorang insinyur sebelum berhenti dari pekerjaannya pada 2012. Dia saat itu memutuskan fokus pada puisinya, dan menghidupi dirinya dengan berjualan es krim dan kue.
"Saya tidak ingin menjadi pahlawan, saya tidak ingin menjadi martir, saya tidak ingin menjadi orang lemah, saya tidak ingin menjadi orang bodoh," tulisnya dua minggu setelah kudeta di laman Facebooknya.
“Saya tidak ingin mendukung ketidakadilan. Jika saya hanya punya waktu satu menit untuk hidup, saya ingin hati nurani saya bersih saat itu. "
Baru-baru ini, dia menulis bahwa dia adalah pemain gitar, pembuat kue, dan penyair, bukannya seseorang yang bisa menembakkan senjata. Tapi dia menyiratkan bahwa sikapnya berubah.
“Orang-orang saya ditembak dan saya hanya bisa melempar puisi,” tulisnya.
“Tapi jika kamu yakin suaramu tidak cukup, maka kamu perlu memilih senjata dengan hati-hati. Aku akan menembak. "
Baca juga: Koran Perancis Ungkap Perusahaan Energi Total “Danai” Junta Militer Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.