NEW YORK, KOMPAS.com - Kepala PBB Mark Lowcock mendesak negara Teluk berkontribusi mencegah kelaparan "ulah manusia" skala besar di Yaman dengan mengumpulkan dana operasi kemanusiaan.
Melansir Reuters pada Kamis (25/2/2021), Lowcock mendorong negara Teluk mengumpulkan 3,85 miliar dollar AS (Rp 54,2 triliun) untuk dialokasikan kepada negara Semenanjung Arab yang dilanda perang pada 2021 itu.
PBB mendeskripsikan Yaman sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terbesar di dunia, dengan 80 persen masyarakatnya kekurangan.
Baca juga: Pemerintah Yaman Tuduh Houthi Gunakan Warga Sipil sebagai Perisai Manusia
Lowcock memperingatkan, jika badan dunia tidak mendapatkan dana yang dibutuhkan dalam konferensi perjanjian virtual pada Senin depan (29/2/2021), maka "kita akan melihat kelaparan terburuk di dunia sepanjang dekade yang pernah ada".
Pada 2018 dan 2019, Lowcock mengungkapkan PBB dapat mencegah kelaparan di Yaman karena permohonan bantuan yang didanai dengan baik, meliputi donasi besar dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Kuwait.
"Apa yang mengkhawatirkan dan berbeda tentang situasi kita sekarang adalah bahwa ada penurunan besar dalam dukungan untuk operasi bantuan, sehingga kami telah memotong bantuan untuk orang-orang yang kelaparan," ujar Lowcock pada Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Lebih dari 2 Juta Anak-anak di Yaman Diperkirakan Akan Kekurangan Gizi Parah pada 2021
Pada 2020, PBB hanya menerima setengah lebih dari 3,4 miliar dollar AS (Rp 47,9 triliun) yang dibutuhkannya.
Menurut Lowcock, itu sebagian besar itu disebabkan oleh kontribusi yang lebih kecil dari negara-negara Teluk.
Dia mendesak negara-negara Teluk untuk berjanji dengan murah hati berkontribusi lebih pada 2021 dan membayar dengan cepat.
Baca juga: Pemerintah Biden Akan Cabut Houthi di Yaman dari Label Teroris
“Pesan saya benar-benar untuk negara-negara Teluk," ujar Lowcock memberitahu wartawan.
"Apakah Anda (negara-negara Teluk) memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan di sini, apa yang Anda lakukan pada 2018 dan 2019 menyelamatkan banyak nyawa? Terus terang, dan memungkinkan kami untuk menghindari kehancuran total dan tragedi yang benar-benar bersejarah," ungkapnya.
"Kondisi itu sekarang kembali ke ujung tombak,” tandasnya.
Baca juga: Begini Respons Arab Saudi atas Berakhirnya Dukungan AS di Perang Yaman
Koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi melakukan intervensi di Yaman pada 2015, mendukung pasukan pemerintah yang memerangi kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran.
Pejabat PBB mencoba menghidupkan kembali pembicaraan damai untuk mengakhiri perang karena penderitaan Yaman juga diperburuk oleh jatuhnya ekonomi dan mata uang serta pandemi Covid-19.
"Ini adalah kelaparan yang sepenuhnya disebabkan oleh manusia," pungkas Lowcock.
Baca juga: Biden Akhiri Dukungan untuk Arab Saudi dalam Perang di Yaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.