WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Setelah menghadapi pandemi Covid-19 dua tahun lalu, dunia kembali menghadapi tantangan kesehatan baru yakni cacar monyet (monkeypox).
Pada Sabtu (23/7/2022), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan bahwa cacar monyet dinyatakan sebagai darurat kesehatan global.
Cacar monyet saat ini telah menyebar di lebih dari 70 negara dan menginfeksi ribuan orang hanya dalam beberapa bulan saja.
Tedros mengumumkan hal tersebut meskipun mayoritas penasihat ahli menyarankan langkah seperti itu tidak perlu.
“Ini adalah wabah yang dapat dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat,” kata Tedros, sebagaimana dilansir Bloomberg, Minggu (24/7/2022).
Tedros merujuk pada fakta bahwa sejauh ini, cacar monyet terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria dan di antara mereka yang memiliki banyak pasangan.
“Kita memiliki wabah yang telah menyebar ke seluruh dunia dengan cepat, melalui mode penularan baru, yang kami pahami terlalu sedikit,” ucap Tedros.
Dia menyarankan agar para ilmuwan fokus pada pekerjaan deteksi dasar dan membantu pejabat kesehatan masyarakat memahami mengapa penyakit ini menyebar begitu cepat.
Cacar monyet sebenarnya telah muncul beberapa puluh tahun lalu dan pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia di Afrika Barat pada 1970-an.
Sejak saat itu, penyebaran cacar monyet hanya terkonsentrasi di dua negara di Afrika. Pejabat kesehatan masyarakat mampu menahan wabah cacar monyet pada 2003 di AS yang berasal dari hewan pengerat impor.
Penyebaran
Seperti kebanyakan wabah penyakit menular, kecepatan menjadi kunci.
Semakin lama cacar monyet menyebar ke seluruh dunia, semakin besar kemungkinan virus tersebut menjadi penyakit endemik dan ancaman kesehatan jangka panjang.
Meski tidak seberbahaya SARS-CoV-2, para ahli kesehatan masyarakat berlomba untuk menahan tingkat infeksi patogen cacar monyet sebelum beredar luas di populasi manusia.
Sejauh ini, respons global tidak merata.
“Anda akan mengira bahwa kita akan belajar dari Covid-19 dengan cacar monyet, tetapi justru sebaliknya,” kata Lawrence Gostin, Direktur Pusat Hukum Kesehatan Global WHO sekaligus profesor kesehatan masyarakat di Johns Hopkins University.
Beberapa faktor seperti pengetesan yang masih terbatas, dosis vaksin tidak mencukupi, akses yang tidak memadai ke perawatan antivirus, dan kesenjangan data membuat sulit untuk memahami gambaran lengkap tentang wabah cacar monyet.
Keadaan darurat
WHO merekomendasikan pemerintah di negara-negara tanpa kasus untuk meningkatkan pengawasan.
Aksi tersebut, lanjut WHO, juga seyogyanya diimbangi dengan melatih petugas kesehatan tentang deteksi dan meningkatkan kesadaran tentang penularan.
Di negara-negara di mana virus telah terdeteksi, WHO merekomendasikan pemerintah setempat untuk membuat rencana respons yang bertujuan menghentikan penularan dari manusia ke manusia, dengan fokus pada kelompok berisiko tinggi.
“Diharapkan bahwa peningkatan perhatian terhadap penyakit ini mengarah pada lebih fokus pada pengendalian di Afrika, di mana jumlah kasus telah meningkat selama 20 tahun terakhir,” kata Jimmy Whitworth, profesor di London School of Hygiene and Tropical Medicine.
Pengetesan terhadap kasus cacar monyet juga telah lama menjadi masalah. Kemungkinan jumlah kasus sebenarnya dalam wabah saat ini jauh lebih tinggi dari karena kurangnya pengetesan atau kesalahan diagnosis.
Direktur Program Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, pengawasan cacar monyet sangat buruk selama beberapa dekade terakhir.
"Apa yang sebenarnya kita lihat saat ini adalah seperti orang mabuk yang mencari kuncinya di bawah tiang lampu," tutur Ryan.
Kurangnya sumber daya di klinik kesehatan seksual, yang menjadi garis depan wabah cacar monyet saat ini, telah menjadi kelemahan lain dalam respons internasional sekarang.
Hal ini terutama karena gejalanya berbeda dari yang terlihat pada wabah sebelumnya dan karena cacar monyet berpotensi disalahartikan sebagai infeksi lain seperti herpes atau sifilis.
Berita video "WHO Tetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Global" dapat disimak di bawah ini
/global/read/2022/07/25/090100670/jadi-darurat-kesehatan-global-cacar-monyet-jadi-musuh-yang-sulit