Dalam konferensi pers virtual dari Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta, Hamianin berujar, Mariupol termasuk dalam beberapa kota yang diduduki tentara Rusia.
"Mariupol, Lysychansk, Severodonetsk, dan beberapa kota besar di Donbass Ukraina sekarang diduduki, direbut oleh tentara Rusia," ujarnya.
Ia menambahkan, pasukan Ukraina telah diperintahkan mundur untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa, baik militer maupun warga sipil.
"Wilayah ini adalah bencana. 10.000-50.000 warga masih di dalam kota yang dihancurkan, dan orang-orang tidak diberi pasokan, dukungan, atau bantuan apa pun oleh tentara pendudukan Rusia."
Vasyl Hamianin lalu mengungkapkan bahwa kota Mariupol berada di ambang epidemi, karena sekitar ribuan atau puluhan ribu orang yang tewas selama pemboman atau penembakan masih berada di bawah puing-puing rumah mereka yang hancur.
"Dan suhu di atas 30 derajat pada siang hari, sehingga akan menjadi bencana," ujar Hamianin tanpa menyebutkan satuannya apakah Celsius atau Fahrenheit.
Hamianin juga menuding Rusia tidak mampu melakukan negosiasi atau pembicaraan damai apa pun, sehingga Ukraina akan bertarung sampai akhir.
Ia pun berterima kasih atas bantuan negara-negara mitra dan teman di seluruh dunia kepada Ukraina selama ini.
Selain membahas tentang kondisi di Mariupol, Dubes Ukraina Vasyl Hamianin juga menerangkan alasan negaranya tak bisa mengekspor biji-bijian, serta arti pesan Presiden Volodymyr Zelensky kepada Vladimir Putin melalui Presiden Indonesia Joko Widodo.
/global/read/2022/07/05/203000870/10.000-warga-mariupol-ukraina-minum-air-hujan-tak-ada-listrik-dan-makanan