Ribuan orang kala itu berkumpul bersama di kota Haridwar untuk mengikuti festival keagamaan tersebut, meski India sedang menghadapi gelombang kedua wabah virus corona.
Epidemiolog Dr Lalit Kant mengatakan, sejumlah besar orang tanpa masker di Sungai Gangga menciptakan lingkungan ideal bagi penyebaran virus corona dengan cepat.
Kantor berita AFP melaporkan, pada Senin dan Selasa (12-13/4/2021) massa dalam jumlah besar berdesak-desakan di tepi sungai untuk berenang, sebagai bagian dari ritual mandi massal.
"Keyakinan kami adalah hal terbesar bagi kami. Karena keyakinan yang kuat itulah banyak orang datang ke sini untuk berendam di Gangga," ujar Siddharth Chakrapani salah satu panitia Kumbh Mela kepada AFP.
"Mereka percaya bahwa Maa (ibu) Gangga akan menyelamatkan mereka dari pandemi ini."
Di Haridwar para petugas mengatakan 2.642 orang dinyatakan positif Covid-19 setelah festival itu, termasuk para pemuka agama.
Beberapa daerah juga mengharuskan tes RT-PCR, tetapi hanya sedikit negara bagian yang memiliki database pelancong, dan tidak ada negara bagian yang mempunyai sistem pengujian mudah serta pelacakan untuk mengetahui siapa saja yang masuk ke wilayahnya.
"Kelompok jemaah yang bepergian dengan kereta dan bus yang sesak akan memiliki efek berlipat ganda pada jumlah infeksi," terang Dr Kant dikutip dari BBC pada Senin (10/5/2021).
"Saya dapat mengatakan tanpa ragu bahwa Kumbh Mela adalah salah satu alasan utama di balik lonjakan kasus virus corona di India."
Data dari Worldometers hingga Senin (10/5/2021) menyebutkan, total kasus Covid-19 India sekarang adalah 22.662.575 atau yang terbanyak kedua di dunia di bawah Amerika Serikat.
Angka kematian virus corona di India adalah 246.146, dengan pasien sembuh sebanyak 18.671.222.
/global/read/2021/05/10/173138870/mandi-massal-di-sungai-gangga-jadi-super-spreader-tsunami-covid-19-india