KOMPAS.com - Jika menyukai hidangan yang hangat saat akan makan, biasanya kita akan menghangatkan kembali.
Terutama ketika sahur saat puasa Ramadan, menyediakan stok lauk praktis untuk dihangatkan.
Namun, beberapa makanan ini sebaiknya tidak dipanaskan kembali karena menghindari adanya bakteri.
Simak makanan yang sebaiknya tidak dipanaskan kembali, dikutip dari laman Times of India dan Southernliving.
Baca juga: 9 Makanan Terbaik untuk Sahur agar Tetap Bertenaga Saat Puasa
Nasi adalah salah satu makanan paling umum yang hampir sering kita panaskan kembali. Namun kamu harus mengetahui bahwa beras dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri, terutama Bacillus cereus, yang dapat bertahan dalam memasak.
Ketika nasi dibiarkan pada suhu kamar dan kemudian dipanaskan kembali, bakteri ini dapat berkembang biak dan menghasilkan racun yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
Tip mudah untuk dihindari adalah memasak nasi dalam jumlah kecil dan segera mendinginkannya.
Panaskan kembali hanya porsi yang ingin kamu makan dan pastikan itu mengepul panas seluruhnya.
Baca juga: Hindari 8 Makanan Ini Saat Sahur, Bikin Lemas, Cepat Haus, dan Lapar
Bayam mengandung nitrat tingkat tinggi, ketika dipanaskan kembali, dapat diubah menjadi nitrit yang berpotensi berbahaya.
Hal ini dapat menimbulkan risiko kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi medis tertentu.
Cara mudah untuk mengatasinya adalah dengan mengonsumsi bayam segar, menyimpannya dengan benar dan mengkonsumsinya dalam satu atau dua hari. Jika perlu memasaknya, hindari memanaskan kembali sisa makanan.
Baca juga: 14 Makanan Penyebab Bau Mulut Saat Puasa, Lebih Baik Hindari
Kentang dimasak dapat mengembangkan kondisi yang disebut botulisme jika tidak disimpan dengan benar.
Ketika kentang dimasak dan kemudian dibiarkan atau dipanaskan kembali, mereka dapat menampung bakteri yang menghasilkan racun.
Menghindarinya, simpan kentang yang sudah dimasak di lemari es segera dan panaskan kembali hanya sekali.
Hindari meninggalkan kentang yang sudah dimasak pada suhu kamar untuk waktu yang lama.
Telur yang dipanaskan kembali dapat menjadi kenyal dan dapat menimbulkan risiko penyakit bawaan makanan jika tidak dipanaskan ke suhu yang tepat.
Telur juga bisa berbau belerang saat dipanaskan kembali. Tip mudah untuk mengatasinya adalah dengan memasak telur segar dan segera mengkonsumsinya.
Jika harus memanaskan kembali hidangan telur, lakukan secara menyeluruh dan hindari memanaskannya kembali beberapa kali.
Memanaskan kembali ayam dapat menyebabkan protein menjadi keras dan kering. Selain itu, jika ayam tidak disimpan dengan benar, dapat menimbulkan risiko penyakit bawaan makanan.
Menghindari kerugiannya, cukup simpan ayam di lemari es dan panaskan kembali hanya bagian yang akan dimakan. Pastikan mencapai suhu internal 74 derajat celcius untuk membunuh bakteri potensial.
Baca juga: Hindari Cara Cairkan Daging dan Seafood Sebelum Dimasak Berikut...
Makanan laut sangat sensitif terhadap bakteri dan dapat cepat rusak. Memanaskan kembali makanan laut dapat menghasilkan rasa dan tekstur yang tidak enak dan juga dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan.
Solusi sederhana untuk ini adalah dengan mengonsumsi makanan laut segera setelah dimasak. Jika perlu menyimpan sisa makanan, segera dinginkan dan panaskan kembali dengan hati-hati.
Jamur mengandung protein dan nutrisi yang dapat berubah saat dipanaskan kembali, berpotensi menyebabkan masalah pencernaan.
Mereka juga bisa menjadi tangguh dan kurang enak. Masak jamur segar dan segera makan. Jika perlu menyimpannya, lakukan di lemari es dan hindari memanaskan kembali sisa makanan.
Baca juga: Hindari 5 Makanan Ini Saat Sakit Tenggorokan Selama Buka Puasa
Mie dengan saus, terutama saus krim atau tomat, bisa menjadi lembek dan kehilangan tekstur aslinya saat dipanaskan kembali.
Sausnya juga bisa terpisah untuk memperbaikinya, cukup masak mie dan saus segar. Jika memiliki sisa makanan, simpan secara terpisah dan panaskan kembali dengan hati-hati untuk menjaga tekstur dan rasa.
View this post on Instagram