KOMPAS.com - Jagung adalah salah satu tanaman penghasil sumber karbohidrat, selain padi dan gandum.
Di Indonesia sendiri, jagung menjadi makanan pokok masyarakat Madura dan Nusa Tenggara Timur.
Beberapa wilayah di Sulawesi dan Jawa Tengah juga menjadikan jagung sebagai makanan pokoknya. Di wilayah tersebut, jagung diolah menjadi nasi jagung dan dimakan layaknya nasi.
Namun jagung tidak serta-merta tumbuh begitu saja. Tanaman ini telah melalui proses panjang hingga akhirnya bisa menjadi salah satu makanan pokok Indonesia.
Baca juga: Bedanya Tepung Jagung dan Tepung Maizena, dari Tekstur sampai Fungsi
Setijati D. Sastrapradja dalam bukunya yang berjudul mengatakan bahwa jagung tidaklah berasal dari Indonesia.
Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi, dan arkeologi, jagung sebenarnya berasal dari Amerika Tengah. Tepatnya di Meksiko bagian selatan.
Budidaya jagung di daerah tersebut telah dilakukan sejak 10.000 tahun lalu. Teknologi ini meluas ke daerah Amerika Selatan, tepatnya di Ekuador sekitar 7.000 tahun silam.
Selanjutnya, menyebar ke sekitar pegunungan di Peru pada 4.000 tahun lalu.
Sejak saat itulah, budidaya jagung semakin berkembang. Apalagi pada abad ke-5, orang-orang Eropa turut serta menyebarkan jagung ke seluruh dunia.
Baca juga: 3 Cara Pilih Jagung Manis Kualitas Baik, Perhatikan Kulit dan Rumbainya
Di Indonesia sendiri, jagung mulai ditemukan sekitar abad ke-16. Jagung diperkenalkan kepada masyarakat Asia Tenggara, termasuk Indonesia oleh bangsa Portugis.
Hingga kini ada sekitar 50.000 kultivar jagung, baik yang terbentuk secara alami ataupun dirakit melalui pemuliaan tanaman.
Namun sebagai tanaman musiman, siklus hidup jagung terbilang pendek, antara 80 sampai 150 hari.
Baca juga: 3 Cara Pipil Biji Jagung Tanpa Alat Mahal, Bekal Bikin Bakwan
Walau begitu, di waktu tersebut jagung bisa memproduksi banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Seperti kandungan karbohidrat, protein, dan juga vitamin.