KOMPAS.com – Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Meski begitu, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada AI dapat menurunkan kemampuan berpikir kritis penggunanya dan menyebabkan penurunan fungsi kognitif.
Penelitian yang dilakukan oleh Microsoft dan Carnegie Mellon University menunjukkan bahwa semakin besar kepercayaan dan kebergantungan terhadap alat bantu AI, semakin sedikit pula pemikiran kritis yang diterapkan terhadap hasil yang diberikan oleh AI tersebut.
Baca juga: 40.000 PAUD-SMA/SMK Siap Laksanakan Pembelajaran Koding dan AI di Tahun Ajaran Baru
Melansir , dalam penelitian yang melibatkan 319 pekerja dari berbagai sektor seperti bisnis, pendidikan, seni, administrasi, dan komputasi tersebut, ditemukan bahwa mereka yang paling memercayai kecerdasan AI cenderung kurang kritis dalam mengevaluasi kesimpulan yang diberikan oleh AI.
Para partisipan diminta untuk memberikan contoh penggunaan alat AI generatif seperti ChatGPT dalam pekerjaan mereka dan menjelaskan sejauh mana mereka menggunakan keterampilan berpikir kritis saat melaksanakan tugas tersebut. Hasilnya sekitar 40 persen dari tugas yang dilakukan tidak melibatkan pemikiran kritis sama sekali.
Meskipun pada awalnya hal ini mungkin tampak biasa, temuan ini menyoroti sebuah jebakan yang dapat muncul seiring semakin besarnya peran AI dalam kehidupan kita.
Baca juga: Curhat Mahasiswa Kedokteran: Banyak Pengorbanan hingga Tak Takut Digantikan AI
Ketergantungan pada alat ini berpotensi menghasilkan konten berbahaya yang dapat lolos tanpa terdeteksi, menimbulkan kekhawatiran akan efek jangka panjangnya terhadap kemampuan berpikir manusia.
Penelitian ini menekankan bahwa salah satu ironi dari otomatisasi adalah bahwa dengan memindahkan tugas rutin kepada teknologi adalah manusia kehilangan kesempatan untuk melatih penilaian dan pengambilan keputusan mereka.
Tanpa latihan yang cukup, kemampuan kognitif manusia akan menurun dan membuat mereka tidak siap saat menghadapi situasi yang tidak dapat diselesaikan oleh mesin.
Menurut para peneliti, teknologi yang digunakan secara tidak benar dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif yang seharusnya dilestarikan.
Bahkan, masalah ini tidak hanya terbatas pada AI. Ketergantungan pada alat digital lainnya, seperti mesin pencari Google, juga telah menyebabkan fenomena yang dikenal sebagai “Google Effect,” di mana pengguna semakin mengandalkan pencarian online untuk menggantikan proses berpikir mereka.
Untuk tetap mengasah kemampuan berpikir kritis, manusia tetap harus mengandalkan kemampuan berpikir karena AI generatif seperti ChatGPT sangat mungkin “berhalusinasi“ atau memberikan informasi yang seakan-akan benar padahal tidak ada data yang mendasarinya.
Para peneliti menyebut mesin AI ini sebagai “mesin yang rentan terhadap halusinasi.”
Baca juga: Wapres Gibran: AI Bukan Ancaman, Anak Muda Jangan Ketinggalan
Salah satu temuan penting dari penelitian ini adalah dampaknya yang lebih besar pada generasi muda. Pengguna muda, yang lebih sering mengadopsi AI dalam kehidupan sehari-hari mereka, telah menjadi lebih terbiasa menggunakan AI untuk menulis esai atau menyelesaikan tugas tanpa perlu berpikir kritis.
Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan kemampuan kognitif mereka dalam jangka panjang. Sama halnya dengan kebiasaan melihat video pendek seperti yang ada di TikTok. Hal ini juga diketahui mengurangi kemampuan konsentrasi dan memperlambat perkembangan sirkuit saraf yang terkait dengan pengolahan informasi.
Baca juga: Kunjungi UPH Karawaci, Wapres Gibran: AI Tak Akan Gantikan Manusia
Meskipun AI dapat meningkatkan efisiensi dalam pekerjaan, para peneliti mengingatkan bahwa penggunaan alat ini secara berlebihan, terutama dalam tugas-tugas rutin dan kurang penting, dapat mengurangi keterlibatan kritis pengguna.
Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk tidak sepenuhnya mengandalkan mesin untuk menyelesaikan tugas yang memerlukan pemikiran mendalam atau analisis independen.
Manusia perlu menyadari potensi bahaya ketergantungan jangka panjang pada AI, yang dapat merusak kemampuan kita untuk berpikir secara mandiri.
Menggunakan teknologi secara bijaksana, dengan tetap melibatkan diri dalam proses analisis dan evaluasi, menjadi kunci untuk menjaga kecerdasan kita tetap terasah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.