KOMPAS.com - LSPR Institute of Communication and Business (LSPR Institute) mengukuhkan Prof. Lely Arrianie menjadi Guru Besar Bidang Komunikasi dengan kekhususan bidang komunikasi politik.
Prof. Lely Arrianie membawakan orasi Ilmiah dengan tajuk "Komunikasi Politik Tanpa Model: Tantangan Menemukan Model Komunikasi Politik Khas Indonesia Menuju 2045”. Orasi ini memberikan gambaran model komunikasi politik Indonesia saat ini.
Acara pengukuhan berlangsung di Auditorium LSPR Institute di Jakarta, Jumat (11/5/2025) yang dihadiri pejabat negara, di antaranya Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Yandri Susanto, Gubernur Lemhannas TB. Ace Hasan Syadzily, serta Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung Wibowo.
Dalam sambutan, Pendiri dan CEO LSPR Institute, Prita Kemal Gani menyampaikan, pengukuhan Guru Besar memiliki makna mendalam tidak saja bagi dunia pendidikan, tetapi juga kemajuan masyarakat demokratis dalam memperkuat pondasi kehidupan masyarakat yang lebih cerdas, lebih kritis, dan lebih berbudaya.
“Kita tahu, dunia komunikasi saat ini sedang menghadapi banyak tantangan: disinformasi, polarisasi media, krisis kepercayaan publik, kecanduan algoritma digital, dan budaya viral yang seringkali menenggelamkan nilai substansi," ungkap Prita Kemal Gani.
"Begitu juga dengan dunia politik Indonesia yang membutuhkan etika komunikasi. Etika menjadi sangat penting sebagai basis komunikasi politik dan kebutuhan akan model komunikasi politik ciri khas Indonesia,” lanjutnya.
Dalam kesempatan sama, Rektor LSPR Institute, Andre Ikhsano menegaskan seremoni pengukuhan Guru Besar ini membuktikan LSPR Institute memberikan sumbangsih keilmuan yang lebih luas dan mendalam.
"Orasi menunjukkan pentingnya komunikasi politik bagi setiap aktor politik agar menciptakan sebuah gaya, pola dan model komunikasi yang menunjukkan kekhasan Indonesia," jelas Andre Ikhsano.
Baca juga:
Dalam orasinya, Profesor Lely mengatakan Indonesia perlu memiliki model komunikasi politik yang jelas dan kuat dalam membangun budaya politik yang merupakan ciri khas Bangsa Indonesia.
"Saat ini, Indonesia belum memiliki model komunikasi politik yang jelas, kalaupun ada, kita bisa sebut sebagai model komunikasi politik yang tidak ada model," ujar Prof. Lely.