KOMPAS.com - Hasil survei Hult International Business School memperlihatkan sebanyak 37 persen pengusaha menyatakan lebih suka mempekerjakan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dibanding lulusan baru dari generasi z (Gen Z).
Dilansir dari News Week, Selasa (28/1/2025) survei ini dilakukan Hult International Business School dengan mewawancarai 1.600 pemberi kerja dan pemberi kerja penuh waktu.
Berdasarkan survei tersebut hampir 40 persen pengusaha mengaku lebih suka mempekerjakan robot daripada lulusan baru.
Secara keseluruhan, 89 persen mengatakan mereka menghindari mempekerjakan lulusan baru. Alasannya, sebanyak 60 persen mengatakan para pekerja tersebut tidak memiliki pengalaman dunia nyata.
Baca juga: 15 Pekerjaan Diprediksi Hilang mulai 2030, Ada Pekerjaanmu?
Lalu sebanyak 55 persen pengusaha menilai Gen Z tidak bekerja dengan baik dalam tim.
Tidak hanya itu, survei tersebut juga memperlihatkan sekitar 98 persen pengusaha kini kesulitan menemukan bakat utamanya dari Gen Z.
Sebanyak 96 persen pemberi kerja juga menilai sebagian besar pendidikan tinggi tidak mempersiapkan mahasiswa sekali untuk pekerjaan mereka.
Sementara itu, dalam survei sebanyak 77 persen lulusan baru mengatakan bahwa mereka belajar lebih banyak dalam enam bulan di tempat kerja daripada dalam pendidikan empat tahun mereka.
Lalu ketika mereka merenungkan pengalaman kuliah, sebanyak 94 persen lulusan baru menyesali gelar dan 43 persen mengatakan mereka merasa ditakdirkan gagal karena memilih gelar yang salah.
Baca juga: 15 Pekerjaan Paling Dibutuhkan hingga 2030, Ada Guru dan Dosen
Wakil Presiden Eksekutif dan Dekan Global Program Sarjana Hult International Business School Martin Boehm mengatakan, saat ini perguruan tinggi harus bergerak cepat untuk mengikuti perkembangan teknologi.
"Di dunia saat ini, dengan volatilitas dan kemajuan teknologi yang cepat yang kini menjadi tema umum di tempat kerja, sekolah bisnis perlu bergerak melampaui cara mengajar tradisional," kata Boehm dilansir dari News Week, Senin (27/1/2025).
Boehm menerangkan, saat ini teori saja tidak cukup untuk membuat mahasiswa siap bekerja setelah lulus, tetapi juga perlu keterampilan dan pola pikir.
"Teori saja tidak lagi cukup. Mempersiapkan siswa dengan cara baru, dengan fokus pada pengembangan keterampilan dan pola pikir yang dibutuhkan untuk pembelajaran berkelanjutan, adalah masa depan pendidikan," ujarnya.
Baca juga: 15 Pekerjaan Diprediksi Hilang mulai 2030, Ada Pekerjaanmu?
Tak hanya survei Hult International Business School, sebelumnya laporan Freedom Economy Index yang dilakukan oleh PublicSquare dan RedBalloon menemukan bahwa 68 persen pemilik usaha kecil mengatakan bahwa Gen Z adalah karyawan yang paling tidak dapat diandalkan di antara semua karyawan.
Lalu sebesar 71 persen mengataka pekerja yang lebih muda paling mungkin memiliki masalah kesehatan mental di tempat kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.