Oleh: Arriva Zulfira | Content Writer Intern Growth Center | Powered by 优游国际 Gramedia
KOMPAS.com - Daerah Istimewa Yogyakarta sudah menjadi salah satu kawasan paling terkenal di Indonesia yang penuh dengan cerita. Tidak hanya berwisata, kebanyakan orang yang mengunjungi Yogyakarta juga bertujuan menulis kisah atau mencari inspirasi.
Jalan Malioboro, Candi Borobudur, dan Alun-Alun Selatan sering kali menjadi incaran utama orang-orang yang berkunjung ke kota tersebut. Namun, pernahkah kamu mendengar daerah Kampung Sayidan?
Terletak di Kelurahan Pawirodirjan dan Kecamatan Gondomanan, Kampung Sayidan merupakan salah satu objek wisata di kota Yogyakarta yang cukup terkenal. Secara spesifik, Kampung Sayidan berada di bagian tengah bantaran sungai Kali Code.
Pada awalnya, banyak warga keturunan Arab yang bermukim di sini, sehingga lama kelamaan tempat ini sempat dikenal dengan nama “Kampung Arab”. Warga lokal kota Yogya yang juga menempati daerah ini biasa memanggil warga keturunan Arab tersebut dengan sebutan “Sayid”.
Oleh sebab itu, daerah ini kemudian dikenal dengan nama “Kampung Sayidan”.
Beberapa destinasi wisata yang sering dikunjungi di Kampung Sayidan contohnya yaitu Gereja Sayidan dan Jembatan Sayidan. Terkenal dengan sejarah yang kental dengan unsur religiusnya membuat beberapa atraksi wisata di kawasan Sayidan juga berkaitan erat dengan agama Islam.
Contohnya, sepanjang bulan Ramadhan biasanya terdapat event pengajian akbar dan tabur ikan sodaqoh dari warga ke Kali Code.
Siapa sangka bahwa daerah Sayidan yang kini sudah banyak dikenal orang sebenarnya berangkat dari pemukiman yang kumuh?
Berdasarkan penilaian lingkungan fisik yang dilakukan oleh Retta Ida Lumongga dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Sayidan merupakan salah satu kawasan kumuh tingkat tinggi dari daerah Prawirodirjan.
Kondisi kekumuhan Sayidan dinilai tinggi karena adanya pembangunan yang tidak merata. Kondisi permukiman di desa secara keseluruhan tidak merata, sebagian sudah tertata sedangkan sisanya masih terlihat kumuh.
Namun, sejak 2020, penataan kawasan kumuh di bantaran Kali Code sudah diupayakan oleh pemerintah, salah satunya yaitu daerah Sayidan. Kini, Sayidan menjadi salah satu objek wisata kota Yogyakarta.
Pada kawasan ini, terdapat landmark terkenal seperti Jembatan Sayidan, Gereja Sayidan, dan Klenteng Gondomanan. Selain itu, Sayidan juga menjadi tempat lahirnya seniman-seniman terkenal Yogyakarta, seperti seniman lukis Koko dan band Shaggydog yang terkenal dengan lagunya yang berjudul “Di Sayidan”.
Baca juga: Mengenal "Storytelling", Kunci Sukses Menyampaikan Pesan
Nama Sayidan mulai dikenal orang-orang sejak grup band Shaggydog membuat lagu berjudul “Di Sayidan”. Shaggydog merupakan grup musik asal Yogyakarta yang berdiri pada 1 Juni 1997. Band ini sejak awal berkutat pada genre musik ska, reggae, jazz, dan swing.
Shaggydog beranggotakan enam orang, yaitu Aloysius Oddisey Sanco (bas), Richard Bernado (gitar), Raymondus Anton Bramantoro (gitar), Lilik Sugiyarto (keyboard), Heru Wahyono (vokal), dan Yustinus Satria Hendrawan (drum).