优游国际

Baca berita tanpa iklan.
Salin Artikel

"Ramadhan Cendekia 2025" SMA Kesatuan Bangsa: Membangun Optimisme Akademisi Unggul

KOMPAS.com - SMA Kesatuan Bangsa menggelar “Ramadhan Cendekia: Membangun Generasi Akademisi Unggul” di Yogyakarta (17/3/2025) sebagai upaya menumbuhkan minat siswa olimpiade dalam meniti karier sebagai akademisi.

Acara ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai tantangan dan peluang di dunia akademik, serta menyediakan wadah diskusi sekaligus membangun jaringan komunikasi antara siswa dengan akademisi.

"Ramadhan Cendekia 2025" SMA Kesbang mengundang akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, di antaranya Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY), Universitas Islam Indonesia (UII), dan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST).

Sesi utama pada acara ini adalah gelar wicara inspiratif bertajuk “Membangun Generasi Akademisi Unggul” dipimpin Qurrotu Aini Nur Amalina, Ketua Olympus periode 2024.

Olympus adalah wadah siswa olimpiade di Sekolah Kesatuan Bangsa yang didirikan sejak 2018 sebagai bagian strategi meningkatkan pengetahuan olimpiade sains siswa sekaligus mengembangkan pengalaman berorganisasi.

Talk show ini menghadirkan tiga narasumber dari perguruan tinggi di Yogyakarta yakni; Prof. Asri Widowati, Prof. Sugeng Sapto Surjono, Prof. Kuwat Triyana. Para narasumber berbagi pengalaman selama meniti karier di dunia akademik.

Diskusi mencakup berbagai topik, mulai dari perjalanan pendidikan, tantangan selama menjadi dosen dan peneliti, hingga berbagai program dukungan terhadap siswa berprestasi yang ingin meniti karier dalam dunia akademik.

Dalam sambutannya, School Director Sekolah Kesatuan Bangsa, Vezir Ashyrnepesov menyampaikan pesan pentingnya membangun generasi akademisi unggul. Dia menambahkan, banyak potensi dalam dunia akademik terlepas dari berbagai tantangan yang ada.

Dalam gelar wicara, Prof. Kuwat menyampaikan berkurangnya minat siswa pada dunia akademik disebabkan minimnya literasi serta kurikulum sekolah yang kurang mendukung.

Selain itu, Prof. Sugeng juga menegaskan diperlukan penghubung antara jenjang pendidikan menengah dengan perguruan tinggi. Dia juga berpesan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya guna mengembangkan potensi diri selama masa perkuliahan.

Terakhir, Prof. Asri menyampaikan kepada para peserta, terutama siswa olimpiade untuk selalu menunjukan versi terbaik masing-masing di manapun mereka berada, layaknya mutiara tetap berkilau walau berada di dalam lumpur.

Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa, Nur Wijayanto (19/3/2025) menyampaikan pada dasarnya setiap siswa diberikan talenta, minat-bakat dan perlu mendapat dukungan, di antaranya kesempatan berkompetisi dalam rangka mengasah kemampuan yang dimiliki.

"Dengan keikutsertaan dalam setiap kompetisi dimungkinkan dapat senantiasa mempertajam kemampuan yang mereka miliki," jelas Nur Wijayanto.

Inilah yang kemudian mendorong Sekolah Kesatuan Bangsa menghadirkan Olympus yang telah meraih segudang prestasi pada ajang olimpiade nasional hingga internasional, serta membangun jaringan alumni yang kini tersebar di berbagai perguruan tinggi, dalam dan luar negeri.

Terkait tema “Ramadhan Cendekia: Membangun Generasi Akademisi Unggul”, Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa menjelaskan, momen ramadan menjadi kesempatan untuk refleksi dan mengembangkan diri.

"Bulan Ramadhan mengajarkan kepada setiap insan untuk bersabar, berempati, tekun dan ulet. Diawali dengan dialog pendidikan ini lah kita akan mengajarkan siswa-siswi untuk menghadapi tantangan dan berprestasi," jelasnya.

"Harapannya adalah kegiatan ini sebagai awalan seri berkolaborasi dengan para akademisi," tambah Nur Wijayanto.

Dia menyampaikan, ekosistem riset dan penelitian sebagai salah satu langkah untuk mengembangkan keterampilan abad 21 telah di bangun di Sekolah Kesatuan Bangsa di antaranya dengan membangun kemitraan dengan universitas di Yogyakarta.

Siswa pun diajak kolaborasi aktif dengan para dosen, baik melakukan penelitian maupun penyelenggaraan seminar dan pelatihan. "Yang diharapkan para siswa memperoleh up date insight dalam kaitannya dengan keilmuan maupun teknologi," tambahnya.

"Harapan kami adalah dengan adanya dialog ini akan tumbuh para inovator yang mempunyai kepedulian terhadap pembangunan masyarakat yang menyeluruh dengan prinsip ing ngarso sung tuladha (di depan memberikan teladan), ing madya mangun karsa (di tengah memberikan ide), tut wuri handayani (di belakang memberi arahan)," jelas Nur Wijayanto.

Terkait kegelisahan Gen Z lewat berbagai tagar "Kabur Aja Dulu" atau "Indonesia Gelap", Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa memandang siswa Kesatuan Bangsa menjadikannya sebuah tantangan dalam menyusun program meningkatkan cinta tanah air dan nasionalisme.

"Ke depannya kami berharap bahwa pada saatnya nanti akan muncul para generasi muda yang siap menjadi penggerak utama dalam pembangunan manusia seutuhnya," ujarnya.

Sekolah meyakini bahwa membangun generasi akademisi unggul tidak hanya menjadi kepentingan individu semata, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang bagi kemajuan bangsa.

Dengan semakin banyaknya akademisi kompeten dan berintegritas, Indonesia dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi, meningkatkan daya saing global, serta menghadirkan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat.

"Oleh karena itu, Sekolah Kesatuan Bangsa berkomitmen untuk terus mendukung lahirnya generasi akademisi unggul yang berkontribusi nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan nasional," pungkasnya. 

/edu/read/2025/03/20/121835171/ramadhan-cendekia-2025-sma-kesatuan-bangsa-membangun-optimisme-akademisi

Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi 优游国际.com
Network

Copyright 2008 - 2025 优游国际. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke