优游国际

KOMPAS.com - Informasi keliru, hoaks, dan kabar bohong kerap muncul dari isu-isu yang jadi sorotan, karena berupaya menarik perhatian warganet.

Misalnya soal perang di Gaza, dugaan kasus korupsi penambangan ilegal PT Timah Tbk, sampai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pekan ini, 优游国际.com telah melakukan penelusuran sejumlah topik di media sosial untuk mengetahui faktanya. Simak rangkumannya berikut.

Hoaks Prabowo-Gibran batal dilantik

Sebuah video di Facebook dan YouTube memuat judul yang menyebutkan Prabowo-Gibran batal dilantik oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berdasarkan rekomendasi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Setelah dicermati Tim Cek Fakta 优游国际.com, isi video tidak sesuai dengan judulnya.

Narator hanya membacakan artikel seputar permintaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) kepada MPR untuk menunda pelantikan Prabowo-Gibran.

Namun, hingga rapat pimpinan MPR terakhir pada 6 Mei 2024, tidak ada pembahasan mengenai putusan yang bisa menjegal pelantikan presiden-wakil presiden terpilih.

Berdasarkan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan, presiden dan wakil presiden terpilih akan dilantik pada 20 Oktober 2024.

Belum ada vonis untuk Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Tersiar klaim mengenai artis Sandra Dewi dan suaminya, Harvey Moeis mendapat vonis hukuman mati atas kasus korupsi senilai Rp 271 triliun.

Belakangan pasutri tersebut terlibat dugaan korupsi penambangan ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk 2015-2022.

Sandra Dewi diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) sebagai saksi, sementara Harvey Moeis telah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, setelah ditelusuri 优游国际.com, isi video tidak selaras dengan judulnya.

Narator hanya membacakan artikel seputar dugaan korupsi pengelolaan timah, tetapi tidak ada pembahasan soal hukuman mati.

Sementara klip yang dipakai menampilkan hakim Wahyu Iman Santoso membacakan vonis hukuman mati kepada mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, terkait kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Hoaks video rekayasa warga Gaza

Beredar video yang mengeklaim warga Gaza membuat video rekayasa untuk mendapatkan simpati internasional.