Murid Sunan Bonang banyak tersebar di Tuban, Pulau Bawean, Jepara, Surabaya, sampai Madura.
Sunan Bonang suka berdakwah keliling nusantara. Bahkan sampai akhir hidupnya, Sunan Bonang meninggal di Pulau Bawean ketika sedang menyebarkan ajaran Islam pada 1525.
Murid-muridnya yang berada di Surabaya dan Madura ingin memakamkan Sunan Bonang dekat pusara ayahnya, di Surabaya.
Karena kapal yang membawa jenazahnya terkendala masalah teknis, ia akhirnya dikebumikan di Tuban, sebelah barat Masjid Jami Tuban.
Sementara, orang-orang di Pulau Bawean juga menguburkan kain kafan yang sebelumnya dipakai Sunan Bonang. Sehingga, ada dua makam Sunan bonang.
Sunan Bonang terkenal mahir menggubah tembang-tembang macapat, diwarnai ajaran Islam.
Ia juga menyebarkan ajaran esoteris melalui Suluk Wujil dan Primbon Bonang.
Suluk populer seiring runtuhnya Majapahit, sekitar akhir abad ke-15 dan abad ke-16.
Suluk merupakan ekspresi sastra bertema Islam yang ditulis dalam bahasa Jawa. Ia berasal dari bahasa Arab salaka tariqa, yang artinya menempuh jalan tasawuf atau tarekat.
Awalnya, suluk menggambarkan zaman peralihan dari Hindu ke Islam. Ada sekitar 20 suluk yang telah dibuat oleh Sunan Bonang.
Baca juga: Sunan Kudus dan Tradisi Kurban Kerbau Saat Idul Adha
Berikut ini inti dari sebagian suluk yang ditulis Sunan Bonang:
Selain suluk dan tasawuf, Sunan Bonang juga mahir dalam ilmu arsitektur, silat, hingga musik.
Sunan Bonang bahkan menciptakan alat musik khusus dimainkan dengan lagu-lagu bertema Islam.
Sunan Bonang mengizinkan orang-orang datang ke masjid dan memainkan alat musik itu, dengan syarat harus membasuh kaki di kolam depan masjid serta mengucapkan kalimat syahadat.
Karena metode dakwahnya itulah ia dijuluki Sunan Bonang. Sementara, alat musik yang ia ciptakan disebut Bonang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.