KOMPAS.com - Delegasi Iran dan Amerika Serikat (AS) kembali melakukan perundingan terkait program nuklir pada Sabtu (19/4/2025).
Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah kedua negara itu sepakat untuk berunding dan dimediasi oleh Oman.
Perundingan nuklir antara Iran dan AS ini berlangsung di Kedutaan Oman di Roma.
Pertemuan tersebut berlangsung secara tidak langsung dengan melibatkan Menteri Luar Negeri Oman, Badr al-Busaidi yang menjadi perantara pesan di ruangan terpisah.
Sama seperti pertemuan sebelumnya, Iran mengirimkan Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi, sedangkan Presiden AS Donald Trump mengirim Utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.
Lantas, apa yang dibahas dalam perundangan itu?
Baca juga: Fakta-fakta Hasil Perundingan Nuklir Iran-AS di Oman
Perundingan program nuklir Iran ini berlangsung lebih lama dari sebelumnya.
Mereka melaporkan adanya sebuah kemajuan setelah perundingan kedua berlangsung.
Araghci menyebutkan, pertemuan kedua ini menunjukkan adanya langkah konstruktif antara kedua belah pihak.
Iran juga akan melakukan pertemuan dengan para ahli teknis dan menyarankan percepatan negosiasi sebelum perundingan ketiga di Oman pada 26 April mendatang.
"Disepakati bahwa negosiasi akan dilanjutkan dan berlanjut ke tahap berikutnya, di mana pertemuan tingkat pakar akan dimulai pada hari Rabu di Oman. Para pakar akan memiliki kesempatan untuk mulai merancang kerangka kerja untuk sebuah kesepakatan," kata Aragchi dikutip dari Reuters, Minggu (20/4/2025).
Baca juga: Profil Shahram Dabiri, Wapres Iran yang Dipecat Usai Liburan ke Luar Negeri
James Bays dari Aljazeera melaporkan, dalam pertemuan tersebut, Iran mencari semacam solusi yang konsisten dalam perundingan.
Menurutnya, inti dari perundingan ini adalah keberlanjutan program nuklir sipil Iran.
"Apakah seperti yang ditegaskan oleh kelompok garis keras di Washington, Iran harus menghentikan program nuklir sepenuhnya," ujarnya.
Ia juga menjelaskan, pembicaraan pekan lalu di Oman dan Roma pekan ini hanyalah kerangka kerja untuk diskusi dan apa yang ingin mereka capai.