KOMPAS.com - Beberapa kebiasaan sehari-hari tanpa disadari meningkatkan risiko penyakit ginjal.
Pernahkah Anda tidur malam kurang dari enam jam? Atau, apakah Anda mengonsumsi makanan olahan secara rutin?
Baca juga: Benarkah Olahraga Terlalu Berat Bisa Sebabkan Kerusakan Fungsi Ginjal?
Detail-detail dalam pola hidup manusia membawa pengaruh besar pada kesehatan organ, terutama ginjal.
Dilansir dari , Dosen Senior Praktik Farmasi Universitas Kingston Dipa Kamdar memberikan penjabaran mengenai 7 kebiasaan yang dapat merusak ginjal.
Kamdar merekomendasikan perubahan sederhana pada pola hidup untuk menghindari kerusakan ginjal.
Apalagi, Pemerintah Inggris memperkirakan 10 persen dari jumlah populasi mengalami penyakit gagal ginjal kronis.
Selain itu, ada 600.000 orang mengalami cedera ginjal yang akut setiap tahun. Kondisi ini adalah di mana ginjal seseorang tiba-tiba berhenti bekerja dengan baik, tetapi masih bisa pulih.
Dengan risiko penyakit ginjal makin meningkat, perlu ditingkatkan kesadaran untuk menjaga Kesehatan organ ini.
Sebagai informasi, ginjal mempunyai peran penting untuk menjaga Kesehatan seluruh tubuh. Tugas ginjal antara lain, menyaring limbah, kelebihan cairan, dan mengatur elektrolit seperti atrium dan kalium dalam darah.
Selanjutnya, ginjal juga membantu mengatur tekanan arah, produksi sel darah merah dan mengatur keseimbangan kalsium alam tubuh.
Ketika rusak, ginjal akan kehilangan kemampuan menyaring limbah. Kondisi ini akan berujung pada penumpukan racun, retensi cairan, dan elektrolit tidak seimbang.
Agar ginjal tidak rusak akibat kebiasaan sehari-hari, Kamdar memberikan saran sebagai berikut:
Menilik kandungannya, obat Pereda rasa nyeri antiradang yang dijual bebas mengandung ibuprofen dan aspirin. Kedua zat ini rupanya berpotensi merusak tubulus ginjal, saluran ginjal untuk mendistribusikan nutrisi dalam darah dan mengembalikan lagi ke organ tersebut.
"Cairan dan limbah yang tersisa di tubulus ginjal menjadi urin – dan peradangan serta berkurangnya aliran darah melalui ginjal. Hal ini lebih mungkin terjadi pada orang tua atau mereka yang memiliki kondisi medis lainnya," bunyi keterangan Kamdar seperti yang dipublikasikan pada Rabu (9/4/2025).
Maka dari itu, Kamdar menyarankan gar orang-orang dengan penyakit ginjal kronis tidak lagi mengonsumsi Pereda nyeri. Ia pun punya saran untuk menurunkan risiko efek samping dalam konsumsi pereda rasa sakit.