KOMPAS.com - Berita Pemerintah dan Komisi I DPR dikabarkan menggelar rapat secara diam-diam dalam membahas revisi UU TNI memuncaki daftar Populer Tren kali ini.
Di bawahnya, ada artikel yang memuat sorotan dari sejumlah media siang terkait kasus eks Kapolres Ngada mencabuli anak di bawah umur.
Artikel di kanal Tren 优游国际.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni memuat daftar wilayah yang diprediksi BMKG hadapi hujan lebat dan angin kencang hingga 20 Maret 2025.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Tren edisi Sabtu (15/3/2025) hingga Minggu (16//3/2025) pagi yang dapat Anda simak:
Pemerintah dan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dikabarkan menggelar rapat secara diam-diam pada Jumat (14/3/2025) hingga Sabtu (15/3/2025).
Kabar tersebut disampaikan Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (Kontras) Dimas Bagus Arya Saputra. Ia mengatakan, rapat antara pemerintah dan DPR digelar di Hotel Fairmont yang merupakan hotel berstandar bintang lima di Jakarta. Rapat diduga membahas revisi Undang-Undang (UU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang sudah digodok sejak 2024.
“Kami dari awal itu, ketika surpres dengan nomor R12/PRES/2/2025 masuk ke meja DPR RI, sudah menduga akan ada proses pembahasan yang akseleratif. Akan dipercepat,” ujar Dimas.
Baca berita selengkapnya di sini
Beberapa media asing menyoroti kasus eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja yang ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan anak di bawah umur.
Lokasi pencabulan berada di sebuah hotel di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Selain kasus pencabulan, Fajar juga terbukti mengonsumsi narkoba berdasarkan hasil pemeriksaan Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.
Baca selengkapnya di sini
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem masih akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia hingga Kamis (20/3/2025).
Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini, BMKG mendeteksi adanya gangguan tropis berupa daerah pusat tekanan rendah (Low Pressure Area) di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah.
Sistem ini bergerak ke arah Barat Laut dan membentuk perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Pesisir selatan Banten hingga Jawa Tengah.