WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump telah mengungkap rencananya terkait pengambilalihan Jalur Gaza dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Bret Baier dari Fox News Channel.
Ia menyebutkan, Gaza akan menjadi lokasi "pengembangan real estat untuk masa depan", dan menegaskan bahwa warga Palestina tak berhak untuk kembali berdasarkan rencana pengambilalihan oleh AS.
“Saya akan memilikinya (Jalur Gaza)," ucap Trump dalam wawancara yang dirilis pada Senin (10/2/2025).
Baca juga: Donald Trump Ingin Ambil Alih Jalur Gaza dan Menjadikannya sebagai “Riviera Timur Tengah”
Ketika ditanya apakah warga Palestina memiliki hak untuk kembali ke Gaza yang hancur akibat perang Israel-Hamas, Trump menjawab tidak.
"Tidak, mereka tidak akan melakukannya karena mereka akan memiliki perumahan yang jauh lebih baik," ucap Trump.
Ia pun mengungkapkan, di bawah rencana pengambilalihan tersebut, ada enam lokasi berbeda yang dimanfaatkan oleh warga Palestina untuk tinggal di luar Jalur Gaza.
“Dengan kata lain, saya berbicara tentang membangun tempat permanen bagi mereka karena jika mereka harus kembali sekarang, akan memakan waktu bertahun-tahun sebelum Anda bisa kembali. Tempat itu tidak layak huni," ucapnya.
Trump pertama kali mengungkapkan rencana pengambilalihan Gaza yang mengejutkan tersebut dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang sedang berkunjung pada Selasa (4/2/2025), yang memicu kemarahan warga Palestina.
Presiden AS tersebut mendesak agar warga Palestina dipindahkan dari Gaza, yang hancur akibat perang Israel-Hamas, dan agar Mesir dan Yordania menerima mereka.
Baca juga: Donald Trump Ingin Ambil Alih Jalur Gaza dan Menjadikannya sebagai “Riviera Timur Tengah”
Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty terbang ke Washington setelah pernyataan Trump. Ia bertemu di Departemen Luar Negeri AS pada Senin dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, tanpa berbicara kepada media.
Sementara Raja Yordania Abdullah II telah dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan dengan Trump pada Selasa (11/2/2025) ini.
Rencana Trump untuk AS mengambil alih Gaza bagaimanapun telah ditolak oleh dunia Arab dan pihak-pihak lain di komunitas internasional.
Dalam wawancara dengan Fox, Trump mengatakan, ia akan membangun “komunitas yang indah” bagi lebih dari 2 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza.
“Bisa jadi lima, enam, bisa jadi dua. Tapi kami akan membangun komunitas yang aman, sedikit jauh dari tempat mereka berada, tempat semua bahaya berada,” tambah Trump.
“Sementara itu, saya akan memiliki ini. Anggap saja ini sebagai pengembangan real estat untuk masa depan. Ini akan menjadi sebidang tanah yang indah. Tidak ada uang besar yang dihabiskan," ucapnya, dikutip dari AFP.