KOMPAS.com - Para menteri dan pejabat anggota Kabinet Merah Putih mendapat sorotan karena sering berkendara dengan mobil dinas dengan kawalan patroli atau patwal.
Kebiasaan naik mobil dinas itu menuai desakan agar para menteri dan anggota kabinet naik transportasi umum tanpa patwal, seperti masyarakat Indonesia lainnya.
Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno menyatakan, pejabat seharusnya terbiasa naik angkutan umum.
"Semestinya, pejabat negara membiasakan menggunakan angkutan umum, minimal sekali seminggu, bercampur dengan masyarakat umum akan mengetahui kondisi sebenarnya kehidupan masyarakat," ujar Djoko dalam keterangannya kepada media, Senin (27/1/2025).
Djoko menegaskan, pejabat negara kecuali presiden dan wakil presiden, seharusnya tidak perlu mendapatkan patwal. Layanan itu bisa dialihkan untuk penggunaan angkutan umum.
Lantas, bagaimana reaksi para anggota Kabinet Merah Putih terhadap desakan agar mereka menggunakan angkutan umum dan tidak naik mobil dinas?
Baca juga: Saat Pejabat Swedia Tak Punya Mobil Dinas dan Harus Naik Transportasi Umum...
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia mengatakan telah terbiasa dengan transportasi umum dan tidak perlu diajari lagi.
Pasalnya, Bahlil mengaku pernah menjadi kondektur dan sopir angkutan kota (angkot) ketika masih SMA.
"Tolong kasih tahu kepada pengamat itu, kalau menteri saya, Bahlil, jangan ajarin saya naik angkutan umum. Karena saya kondektur angkot 3 tahun di terminal. Jadi sopir angkot 2 tahun waktu sekolah SMA. Kuliah juga bawa angkot," ujar Bahlil, diberitakan , Minggu (2/2/3035).
"Jadi nanti gue jelasin, bagaimana cara naik angkot yang benar. Bagi saya, jangan diajarin dengan itu. Karena memang itu ilmu saya," lanjutnya.
Karena pernah menjadi sopir angkot, Bahlil merasa tidak masalah jika harus bekerja dengan menggunakan transportasi umum.
Meski begitu, dia menyebut kebiasaannya naik transportasi umum saat bekerja tidak perlu dipublikasi.
"Nanti kalau memang butuh upgrading, pejabat untuk bagaimana teknik naik angkot, nanti saja saya saja yang jadi pengajarnya," sambung Bahlil disambut tawa.
Baca juga: Kronologi Lengkap UI Tangguhkan Kelulusan Bahlil, Dewan Guru Besar Turun Tangan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menyatakan, dia lebih memilih naik sepeda motor atau jalan kaki daripada transportasi umum.
"Sebetulnya kalau tujuannya malah untuk itu, sekali-kali naik sepeda motor, saya malah lebih setuju. Kenapa? Bisa lebih cepat naik sepeda motor," ujar Nusron, dikutip dari , Sabtu (1/2/2025).