ÓÅÓιú¼Ê

Baca berita tanpa iklan.

Fosil Muntahan Hewan Purba Ditemukan di Denmark, Berusia 66 Juta Tahun

ÓÅÓιú¼Ê.com - 31/01/2025, 10:15 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Fosil muntahan hewan purba yang berusia 66 juta tahun ditemukan di sebuah pantai di Denmark.

Diberitakan CNN, Rabu (29/1/2025), pemburu fosil amatir bernama Peter Bennicke menemukan fosil itu dalam sepotong kapur di Tebing Stevns, Denmark.

Dia membawa fosil tersebut ke Museum Geomuseum Faxe untuk dibersihkan dan diperiksa oleh ahli bunga lili dari Belanda bernama John Jagt.

Jagt mengungkapkan, fosil muntahan itu berupa bunga lili yang tidak dapat dicerna dan dimuntahkan oleh hewan.

Baca juga: Benarkah Minyak Bumi Terbentuk dari Fosil Dinosaurus? Ini Faktanya


Muntahan berupa dua spesies bunga lili laut

Kurator Geomuseum Faxe, Jesper Milan mengungkapkan, fosil muntahan tersebut benar-benar penemuan yang luar biasa.

Penemuan itu dianggap sangat penting karena dapat merekonstruksi ekosistem purba berupa informasi hewan dan makanannya.

"Secara teknis, jenis temuan ini disebut regurgitalite," ujar Milan dalam pernyataan keterangannya.

Para ahli memperkirakan, muntahan tersebut terdiri dari sedikitnya dua spesies lili laut yang berbeda.

Hasil pemeriksaan pun menunjukkan, bagian bunga lili yang tidak dapat dicerna lalu dimuntahkan oleh hewan sejenis ikan yang hidup di laut pada akhir era Cretaceous atau sekitar 66 juta tahun lalu.

Baca juga: Peneliti Temukan Fosil Buaya Purba Berusia 10 Juta Tahun di Peru

Meski begitu, Milan menyatakan, bunga lili bukanlah makanan yang bergizi. Sebagian besar bunga tersebut terbuat dari lempengan kalsium yang disatukan oleh sedikit jaringan lunak.

“Namun di sini kita memiliki seekor hewan memakan bunga lili dan kemudian memuntahkannya," tutur dia.

Fosil muntahan hewan purba kini dipamerkan di Museum Geomuseum Faxe, Denmark selama liburan musim dingin untuk publik.

Muntahan tersebut diklasifikasikan sebagai "Danekræ", sebutan untuk benda-benda Denmark yang memiliki nilai sejarah alam luar biasa.

Klasifikasi ini berarti muntahan tersebut milik negara Denmark dan bukan kepunyaan penemunya, Bennicke. Karena itu, harus diserahkan ke museum sejarah alam.

"Itu potongan muntahan paling terkenal di dunia," tegas Milan.

Baca juga: Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Ditemukan di Indonesia? Ternyata Ini Alasannya

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan.
Baca berita tanpa iklan.
Komentar
Baca berita tanpa iklan.
Close Ads
Penghargaan dan sertifikat:
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi ÓÅÓιú¼Ê.com
Network

Copyright 2008 - 2025 ÓÅÓιú¼Ê. All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses ÓÅÓιú¼Ê.com
atau