KOMPAS.com - Abu Mohammad al-Julani menjadi sosok penting di balik penggulingan Presiden Suriah Bashar Al Assad.
Diketahui, pasukan pemberontak yang dipimpin oleh al-Julani berhasil menggulingkan Presiden Bashar Al Assad pada Minggu (8/12/2024), setelah 24 tahun memerintah di Suriah.
Hal ini sekaligus menandai berakhirnya rezim keluarga Assad yang telah berkuasa di Suriah lebih dari 50 tahun. Kini, dia dan keluarganya kabur meninggalkan Damaskus.
Pasukan pemberontah menyatakan, penggulingan rezim Assad ini merupakan kemenangan bagi warga Suriah.
Lantas, siapakah sosok Abu Mohammed al-Julani?
Baca juga: Profil Presiden Suriah Bashar al-Assad yang Diduga Kabur, Pemberontak Kuasai Damaskus
Dilansir dari al-Jazeera, Rabu (4/12/2024), pria kelahiran Riyadh, Arab Saudi ini memiliki nama asli Ahmed Hussein al-Sharaa.
Ayahnya, merupakan seorang insinyur yang bekerja di perusahaan minyak di Arab Saudi. Keluarganya kembali ke Suriah pada 1989 dan menetap dekat ibu kota Damaskus.
Pada 2003, al-Julani pindah ke Irak dan bergabung dengan Al Qaeda, organisasi militan Islam yang didirikan sebagai bentuk perlawanan terhadap invasi Amerika Serikat (AS).
Dia sempat ditangkap oleh pasukan AS di Irak pada 2006 dan dipenjara selama lima tahun.
Pada saat bersamaan, Al Qaeda mengambil alih kelompok-kelompok beraliran sama dan membentuk Negara Islam Irak, yang dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi.
Ketika al-Julani bebas, al-Baghdadi mengirimnya ke Suriah pada 2011 saat terjadi pemberontakan melawan Presiden al-Assad.
Saat itu, dia ditugaskan untuk membangun basis baru Al Qaeda, yaitu Front al-Nusra.
Melalui kelompok milisi tersebut, al-Julani mengembangkan pengaruhnya di wilayah-wilayah yang dikuasai oleh oposisi, terutama di Idlib.
Baca juga: Mengenal Hayat Tahrir al-Sham, Kelompok yang Kini Kuasai aleppo Suriah
Perang saudara di Suriah makin memanas pada 2013, begitu pula dengan ambisi al-Julani.
Dia menentang perintah al-Baghdadi untuk membubarkan Front al-Nusra dan menggabungkannya dengan operasi Al Qaeda di Irak untuk membentuk ISIS, dikutip dari CBS News, Minggu.