AKHIR bulan ini, kita akan memasuki ulang tahun ke-36 roll out pesawat jet kargo terbesar dalam sejarah umat manusia, Antonov-225 Mriya.
Pada 30 November 1988, pesawat bermesin enam tersebut resmi rolled out untuk kemudian melakukan penerbangan perdananya pada 21 Desember tahun yang sama.
Dengan berat maksimum saat lepas landas mencapai 640.000 kg, kapasitas muatan 250.000 kg, panjang 84 m dan rentang sayap 88,4 m, Antonov-225 adalah pesawat terbesar yang pernah diproduksi di seantero Bumi.
Pesawat yang awalnya dirancang untuk mengangkut pesawat ruang angkasa Uni Soviet (Buran) itu lebih besar dibandingkan pesawat jet Jumbo dua lantai Boeing 747 atau pesawat jet Superjumbo Airbus A380 sekalipun.
Bahkan, keseluruhan badan fuselage pesawat Boeing 737 dapat dimasukkan kedalam ruang kargo pesawat Antonov-225 Mriya.
Antonov-225 juga membukukan rekor angkut lima unit tank lapis baja. Lima unit tank itu terdiri dari tiga unit Tank T-72B dan dua unit Tank T-80UD dengan berat total mencapai 253 ton.
Antonov-225 diberi nama "Mriya" oleh perancang pesawat Uni Soviet kelahiran Ukraina, Petro Vasylovych Balabuyev.
Petro Balabuyev adalah Kepala Biro Perancangan Pesawat Antonov dari Tahun 1984 (era Uni Soviet) hingga 2005 (pascabubarnya Uni Soviet).
"Mriya" diambil oleh Balabuyev dari kata dalam Bahasa Ukraina yang berarti "mimpi" dan "inspirasi".
Memang layaknya mimpi dan amat inspiratif ketika kita melihat benda seberat 640.000 kg dapat terbang dengan jarak maksimum 15.400 km dan ketinggian maksimum 11.000 m (36.000 kaki).
Seperti mimpi juga, Antonov-225 lahir dalam situasi tidak lazim. Dipicu persaingan program ruang angkasa antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, Antonov-225 Mriya lahir bukan sebagai pesawat kargo biasa.
Baca juga:
Tahun 1950-an hingga 1980-an adalah masa-masa yang penuh dengan atmosfer kompetisi dan inovasi dalam program-program ruang angkasa Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Sejak peluncuran satelit pengorbit Bumi, wahana ruang angkasa ke berbagai planet lain hingga pendaratan manusia di Bulan, Uni Soviet dan Amerika Serikat masing-masing berusaha untuk menjadi pencetak sejarah pertama dalam berbagai kategori program tersebut.
Kompetisi memasuki babak baru ketika pada akhir 1960-an, Badan Penerbangan dan Ruang Angkasa Amerika Serikat (NASA, National Aeronautics and Space Administration) mulai merancang pesawat ulang-alik (space shuttle).
Merupakan kombinasi antara pesawat dan roket, pesawat ulang-alik dirancang untuk dapat digunakan berulang kali (reusable) dalam penerbangan ruang angkasa, tidak seperti pada umumnya roket saat itu yang hanya dapat digunakan sekali saja.
Pesawat ulang-alik pertama, dinamai "Columbia", diluncurkan NASA pada 12 April 1981, dengan membawa dua awak dan berhasil mengelilingi Bumi sebanyak 37 kali pada ketinggian maksimum 274 km (sekitar 900.000 kaki).
Uni Soviet kemudian mengembangkan pesawat ulang-alik yang dinamai "Buran" dengan booster roket "Energia".
Namun, ada satu tantangan besar yang dihadapi Uni Soviet ketika itu. Pusat manufaktur Buran berada di Tushino, dekat Moskow. Sementara itu, tempat peluncuran Buran ke ruang angkasa berada di Baikonur, Kazakhstan (pada waktu itu masih berada di bawah kekuasaan Uni Soviet).
Jarak Tushino ke Baikonur hampir mencapai 2700 km. Pesawat ulang-alik Buran tidak memiliki mesin yang dapat digunakan untuk terbang sendiri dari Tushino ke Baikonur.
Pengiriman dengan menggunakan jalur darat terlalu lama dan berisiko untuk program strategis dan sensitif seperti pesawat ruang angkasa.
Adapun pesawat terbesar yang dimiliki Uni Soviet ketika itu, Antonov-124 "Ruslan", tidak memadai untuk mengangkut pesawat ulang-alik sebesar Buran.
Sementara pesawat Myasishchev VM-T "Atlant", yang secara khusus dirancang untuk mendukung program ruang angkasa Uni Soviet, hanya dapat mengangkut Buran bagian per bagian, tidak dapat mengangkut Buran dalam keadaan utuh.
Hal tersebut menimbulkan tambahan risiko perakitan di luar pusat manufaktur Buran di Tushino, dekat Moskow.