Kelima, dukungan generasi sebelumnya. Gen Z yang sering disebut oleh generasi sebelumnya sebagai ”anak-anak zaman now” dan dianggap sebagai kaum yang egois, naif, hanya peduli pada kesehatan mental dan terlalu menggurui, justru sebaliknya bisa menjadi penjaga perdamaian di zaman ini.
Gen Z ini sering mengeluhkan bahwa para orangtua tidak benar-benar mendengarkan mereka, merasa diabaikan. Mengabaikan suara dan perspektif anak muda tentu akan menjadi risiko para orangtua dan generasi sebelumnya.
Namun, kini semakin banyak generasi sebelumnya yang mendengarkan apa yang mereka katakan, mendukung mereka untuk mengambil peran penting karena dinilai mampu beradaptasi, mengembangkan keterampilan, mencari tahu kebenaran, termasuk masalah sosial dan politik.
Gen Z juga diyakini bisa memberikan angin segar melalui pencarian mereka akan apa yang nyata dan benar, menuntun mereka untuk menempa jalan mereka sendiri menuju apa yang mereka anggap sebagai masyarakat yang lebih dapat diterima, adil, dan berkelanjutan.
Generasi ini dibantu membingkai masa depan yang memprioritaskan negosiasi dan bukan konflik; yang menempatkan hak asasi manusia universal sebagai yang utama dan memanfaatkan kekuatan konektivitas digital secara optimal sambil menanggulangi risikonya.
Dengan menjadi teladan dalam toleransi dan komunikasi, generasi sebelumnya telah mendukung gen-Z berkomitmen untuk menciptakan dunia lebih aman, berkelanjutan, dan adil.
Zoomers, penamaan umum untuk generasi ini, akan hidup dengan akibat dari keputusan apapun saat ini. Maka, mestinya paling berkepentingan dalam mendesakkan pentingnya mempertimbangkan perspektif dan aspirasi mereka sebagai generasi penerus.
Seperti kutipan dari pernyataan John Lennon di awal tulisan ini, bila dikontekstualisasikan ke era masa kini, maka alih-alih menginginkan gawai (gadget) yang mewah, jika gen-Z mendambakan perdamaian (dunia) maka damai itu kelak akan terwujud.
Bila tidak mengubah dunia, paling tidak, hal-hal yang mereka lakukan akan menjadi bagian dari perubahan.
Maka, marilah menjadi contoh yang baik, memberikan pendidikan yang berkualitas dengan penanaman nilai, karakter, budi pekerti luhur dan keutamaan, juga mendengarkan dan membimbing agar mereka menjadi bagian dari partisipasi orang yang bersejarah dan harapan terbaik kita untuk dunia yang lebih baik.
Selamat Hari Perdamaian Internasional!
*Dosen Tetap Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita ÓÅÓιú¼Ê.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.