KOMPAS.com - Banyak negara di dunia yang memiliki akhiran sama, seperti -ia, stan, atau land.
Sejumlah nama negara yang berakhiran -ia di antaranya Indonesia, Malaysia, Australia, Albania, Somalia, Nigeria, dan India.
Sementara negara pecahan Uni Soviet justru memiliki akhiran yang berbeda, yaitu stan. Misalnya Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, Kazakhstan, dan lain-lain.
Ada pula negara yang namanya berakhiran kata land, seperti Thailand dan New Zealand. Kata land juga digunakan untuk menamai beberapa negara, seperti Finlandia, Islandia, Holland atau Belanda, Poland (Polandia), dan Skotland (Skotlandia).
Lantas, mengapa banyak negara yang namanya berakhiran sama seperti -ia, stan, dan land? Apa artinya?
Baca juga: Arab Saudi Jadi Negara Pertama yang Sukses Lakukan Transplantasi Jantung Robotik
Kata imbuhan -ia berasal dari Bahasa Latin yang jika diterjemahkan sebagai "tanah".
Hal ini cukup mirip dengan negara-negara yang diakhiri dengan -land yang juga berarti tanah atau juga -stan di negara pecahan Uni Soviet.
Dilansir dari Studi Country, dalam Bahasa Yunani, ia digunakan untuk membentuk nama feminin negara dan wilayahnya.
Kata -ia juga sering digunakan untuk menunjukkan keadaan, seperti demokrasia yang artinya pemerintahan oleh rakyat.
Dalam beberapa kasus, seperti nama negara, imbuhan berakhiran ia merujuk pada suatu tanah atau suatu wilayah.
Akhiran -a juga bisa menunjukkan suatu kelompok orang atau suku bangsa, seperti Arabia.
Menurut catatan World Population Review, ada 40 nama negara yang berakhiran kata ia, seperti:
Baca juga: Negara Mana Saja yang Termasuk Wilayah Bangsa Celtic?
Jika Anda melihat peta, Anda mungkin bakal menyadari bahwa cukup banyak negara yang memiliki nama berakhiran land, seperti Thailand, Finland, Island, Irland, dan Holland atau Belanda, dan sebagainya.
Dikutip dari World Population Review, umumnya, negara yang namanya diakhiri dengan kata land akan didahului nama kelompok atau etnis yang secara historis pernah tinggal di sana seperti Thailand yang artinya adalah tanah orang Thai.
Namun, suku bangsa yang menjadi nama suatu negara bukan satu-satunya suku bangsa yang secara historis tinggal di daratan tersebut.