Pada Kamis (8/8/2024), kekhawatiran para peneliti itu terbukti. Namun, yang masih diantisipasi oleh para ilmuwan adalah kemungkinan gempa berurutan atau "twin earthquakes" yang terjadi dalam waktu singkat.
Sebagai respons atas potensi gempa yang mungkin terjadi, sejak 2019 pemerintah Jepang telah mengimplementasikan sistem peringatan dini.
Baca juga: Mengenal Megathrust Selat Sunda, Berpotensi Gempa Besar dan Tsunami
Sistem ini akan mengeluarkan peringatan publik jika probabilitas terjadinya gempa megathrust Palung Nankai meningkat. Contohnya setelah terjadinya gempa berkekuatan lebih dari M 7,0 atau jika terdeteksi pergerakan lambat pada lempeng yang bisa memicu gempa besar.
Meski begitu, para ahli menekankan risiko gempa besar yang terjadi pasca gempa M 7,1 pada Kamis (8/8/2024) lalu memang meningkat tapi masih rendah.
Dikutip dari AFP, Sabtu (10/8/2024), setelah peringatan gempa besar diberikan pada Kamis (8/8/2024) lalu, banyak warga Jepang yang merespons dengan melakukan panic buying.
Dilaporkan bahwa supermarket dan toko-toko di seluruh Jepang mulai kehabisan stok barang kebutuhan pokok seperti air minum, makanan instan, dan baterai.
Kementerian Pertanian dan Perikanan Jepang pun mendesak masyarakat untuk menahan diri agar tidak menimbun barang secara berlebihan.
Selain panic buying, banyak spam yang memanfaatkan ketakutan warga Jepang akan gempa bumi ini di media sosial. Spam tersebut disamarkan engan tips terkait gempa bumi tapi dengan tautan yang diarahkan ke situs porno atau e-commerce.
Baca juga: Meteor Melintas di Atas Patung Liberty, Warga Rasakan Getaran Mirip Gempa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.