KOMPAS.com - Sederet fenomena astronomi akan terjadi sepanjang Agustus 2024.
Fenomena astronomi tersebut berupa blue moon, new moon, hujan meteor, dan okultasi bulan. Peristiwa yang menakjubkan ini akan menghiasi langit dunia, di antaranya juga Indonesia.
Tidak semua fenomena tersebut sering terjadi. Oleh karena itu, sayang untuk melewatkannya, terutama bagi astrophile atau pecinta astronomi.
Agar tidak terlewat, berikut rangkuman fenomena astronomi sepanjang Agustus 2024.
Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Planet Terestrial?
Dihimpun dari laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), BBC Sky at Night Magazine, dan sumber lainnya, fenomena astronomi bulan Agustus 2024 antara lain:
New moon atau bulan baru merupakan fase bulan pertama yang dalam waktu dekat akan terjadi pada 4 Agustus 2024 dan bisa dilihat dari langit Indonesia.
Bulan baru terjadi ketika bulan berada tepat di antara bumi dan matahari, dengan sisi bayangannya mengarah ke bumi.
Oleh karena itu, kondisi langit saat bulan baru akan lebih gelap, sehingga bintang, rasi bintang, dan planet akan terlihat jelas.
Fenomena ini terjadi setiap sebulan sekali lantaran satelit alami bumi membutuhkan setidaknya satu bulan untuk mengorbit bumi.
Untuk melihat bulan baru, harus menggunakan peralatan khusus, seperti teleskop dan tidak bisa hanya dengan kasat mata.
Peristiwa menarik lainnya yang terjadi pada Agustus adalah hujan meteor. Hujan meter terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Meteor tersebut bisa berasal dari sisa komet atau steroid yang juga mengorbit matahari.
Hujan meteor yang akan terjadi pada Agustus adalah hujan meteor Perseids. Hujan meteor Perseids biasanya terjadi dengan cepat dan terang. Perseids sering kali meninggalkan cahaya dan warna yang panjang saat melintasi atmosfer bumi.
Perseids disebut salah satu hujan meteor yang paling melimpah dengan sekitar 50 hingga 100 meteor per jam.
Perseids juga dikenal dengan bola apinya. Bola api adalah istilah astronomi untuk meteor yang sangat terang dan cukup spektakuler saat dilihat di area yang luas.
Bola api pada Perseids dapat bertahan lama dari rata-rata hujan meteor, karena bola api berasal dari partikel material komet yang besar.
Fenomena ini bisa dinikmati di tempat yang gelap dan luas yang tidak ada bangunan tinggi, seperti pegunungan. Indonesia termasuk salah satu wilayah yang bisa melihat peristiwa hujan meteor Perseids.
Baca juga: Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya