Dua puluh tahun kemudian atau tepatnya pada 2005, De Lang dan Vogel merevisi jumlah tersebut menjadi 52 spesies.
Sejak saat itu, tujuh spesies ular baru berhasil diidentifikasi di Sulawesi sehingga menjadi 60 spesies dengan adanya penemuan baru jenis ular H. indonesiensis.
Menurutnya, tingkat endemisitas yang tinggi dan kekayaan spesies yang relatif rendah kemungkinan besar terkait dengan periode isolasi Sulawesi yang lama dari Kepulauan Sunda Besar lainnya.
Oleh karena itu, para taksonom Enhydris (sebelumnya genus Hypsiscopus) menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi status taksonomi Hypsiscopus Sulawesi karena keterbatasan spesimen yang berpotensi menyesatkan dalam studi morfologi.
Perlu diketahui, Sulawesi adalah sebuah pulau di Kepulauan Indo-Australia yang terkenal dengan sejarah geologi yang unik.
Pulau ini juga menjadi “hotspot” keanekaragaman hayati bagi banyak spesies. Sulawesi juga memiliki beberapa danau purba yang terfragmentasi pada masa Pliosen, antara lain Danau Towuti, Danau Matano, dan Danau Mahalona.
Baca juga: Waspadai 4 Jenis Ular yang Sering Masuk Rumah di Musim Hujan, Lakukan Ini untuk Mengusirnya