KOMPAS.com - Hujan adalah salah satu fenomena alam yang sangat umum terjadi dalam kehidupan manusia, terutama saat musimnya.
Namun, bagaimana fenomena tersebut dapat terjadi? Dan apakah air hujan jatuh dari langit?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai pengertian dan bagaimana proses terjadinya hujan.
Kehidupan manusia banyak bergantung pada hujan. Ia merupakan sumber air tawar untuk sungai dan danau yang menjadi salah satu sumber kehidupan.
Hujan menunjang kehidupan modern dengan menyediakan air untuk pertanian, industri, hingga energi listrik.
Dilansir , hujan adalah presipitasi cair atau air yang jatuh dari langit.
Presipitasi sendiri merupakan semua bentuk air dari atmosfer yang jatuh ke bumi. Tetesan hujan jatuh saat awan menjadi jenuh atau terisi dengan tetesan air.
Sebagaimana diketahui, awan terbuat dari tetesan air. Ketika tetesan air memadat satu sama lain, akan menyebabkan mereka tumbuh.
Akibatnya, tetesan air ini menjadi terlalu berat untuk tetap berada di awan, sehingga mereka jatuh ke bumi sebagai hujan.
Baca juga: Ramai soal Hujan Es di Toraja Utara, Ini Penjelasan BMKG
Dilansir , Awan terbentuk dari air atau es yang menguap dari permukaan bumi atau tumbuhan yang mengeluarkan air dan oksigen sebagai produk fotosintesis.
Ketika menguap, air berbentuk gas atau uap air. Uap air berubah menjadi awan ketika mendingin dan mengembun.
Untuk dapat mengembun, uap air harus memiliki padatan untuk digumpalkan. “Benih” yang padat ini bisa berupa setitik debu, serbuk sari, setetes air, atau kristal es.
Di awan, lebih banyak air yang mengembun ke tetesan air lainnya, sehingga menyebabkan tetesan itu tumbuh.
Ketika awan menjadi terlalu berat untuk tetap melayang di awan, mereka akan jatuh ke bumi sebagai hujan.
Baca juga: Viral Awan Berbentuk Gelembung di Langit Spanyol, Ini Penjelasannya