KOMPAS.com - Pernakah Anda merasa pusing ketika melihat garis-garis dalam bentuk apa pun?
Seseorang mungkin pernah merasakannya ketika menatap gedung-gedung tinggi dengan pola berulang atau pola ubin di beberapa lantai.
Lingkungan kita terdiri dari beragam rangsangan visual, baik alami maupun buatan manusia.
Namun, gambar atau obyek yang dilaporkan menyebabkan ketidaknyamanan pada mata hampir selalu obyek buatan manusia.
Jawabannya terletak pada properti visual dari gambar atau obyek tersebut.
Baca juga: Ramai soal Parfum Mobil Bikin Pusing, Kok Bisa?
Dikutip dari , obyek buatan manusia memiliki sifat statistik tertentu yang membedakannya dari pemandangan alam dan obyek.
Rangsangan alami mengikuti aturan tertentu yang memungkinkan energi kontras dan frekuensi spasial berbanding terbalik.
Ini berarti bahwa sistem visual hanya terbiasa disajikan dengan rangsangan dengan kombinasi terbalik dari energi kontras dan frekuensi spasial.
Kombinasi ini memiliki bentuk berbeda, satu tinggi dan yang lain rendah.
Baca juga: Sering Pusing Ketika Bangun Pagi? Kenali 4 Penyebabnya
Rangsangan dari obyek buatan manusia yang melanggar aturan ini sering dilaporkan menyebabkan ketidaknyamanan visual.
Sebuah studi mengamati metabolisme oksigen otak ketika peserta melihat gambar menemukan, semakin jauh suatu obyek dalam hal sifat statistik visual dibandingkan dengan rangsangan alami, semakin tinggi peringkat ketidaknyamanan oleh para peserta.
Selanjutnya, aktivitas metabolisme di otak juga berkorelasi dengan tingkat ketidaknyamanan.
Baca juga: Kenapa Kita Pusing jika Cuaca Terlalu Terik dan Panas?
Rangsangan yang paling menyebabkan ketidaknyamanan berakibat pada permintaan lebih tinggi untuk aktivitas metabolisme di area visual otak.
Ini memperjelas bahwa garis-garis menyajikan sifat statistik yang tidak terjadi secara alami, serta menempatkan permintaan metabolisme yang lebih tinggi di otak kita, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan saat melihatnya.
Ilmuwan mempelajari respons otak manusia terhadap garis-garis untuk memahami apa yang bertanggung jawab atas ketidaknyamanan di otak.
Baca juga: Pusing atau Sakit Kepala Setelah Minum Kopi, Ini Cara Penanganannya
Dengan menggunakan magnetoencephalography (MEG), mereka mempelajari aktivitas otak orang-orang sambil melihat pola-pola bergaris dari berbagai frekuensi.
Menariknya, mereka menemukan bahwa melihat pola-pola ini dalam frekuensi tertentu menginduksi osilasi gamma di daerah visual otak yang bertepatan ketidaknyamanan yang dilaporkan peserta.
Para ilmuwan melaporkan, terjadinya osilasi ini mungkin bertanggung jawab atas perasaan tidak nyaman, pusing, atau bahkan sakit kepala dan migrain sebagai respons terhadap garis-garis.
Baca juga: Daftar Aset Indra Kenz yang Akan Disita: Dari Ferrari hingga Rumah Rp 6 Miliar
Sebuah studi baru-baru ini pun mengkonfirmasi kecurigaan ini.
Dalam studi tersebut, mereka mempelajari gambar visual dan kemungkinan munculnya pasien epilepsi fotosensitif.
Ilmuwan menemukan, gambar tertentu memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk menimbulkan osilasi gamma pada populasi neuron tertentu di wilayah visual otak.
Baca juga: Otak Kucing Disebut Menyusut Jauh Lebih Kecil daripada Nenek Moyangnya, Kok Bisa?
Gambar-gambar yang sama ini juga menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk menimbulkan kejang pada pasien dengan epilepsi fotosensitif.
Ini membuktikan bahwa osilasi gamma bertanggung jawab untuk menimbulkan kejang pada pasien dengan epilepsi.
Ketika muncul di otak orang normal yang melihat garis-garis, osilasi gamma ini dapat menyebabkan sakit kepala atau migrain.
Baca juga: [HOAKS] Tes Swab Bisa Merusak Bagian Otak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.