KOMPAS.com - Batu bata merah atau panel beton, bahan terbaik untuk dinding rumah? Pertanyaan ini sering muncul dan jadi pertimbangan sebelum membangun rumah.
Tentu pemilik rumah atau kontraktor akan mempertimbangkan material atau bahan bangunan yang terbaik.
Bagaimana menentukan bahan material yang baik untuk membangun rumah?
Baca juga: Apa Itu Feng Shui? Ini Sejarah Feng Shui dan Penerapannya di Rumah
Dosen Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Ashar Saputra mengatakan bahwa bahan material yang biasa digunakan dalam pembuatan dinding yakni bata merah dan beton ringan.
Meski begitu, kedua bahan bangunan tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
"Beton ringan memiliki kelebihan lebih baik dari sisi beban struktur. Karena lebih ringan, lebih menguntungkan dalam kaitannya beban struktur yang harus ditanggung lebih kecil terutama saat menerima gaya gempa," ujar Ashar saat dihubungi 优游国际.com, Selasa (1/2/2022).
Menurut dia, beton ringan dengan bentuk yang lebih besar dan ringan juga lebih cepat dalam proses pemasangan atau dibuat menjadi dinding rumah.
Keunggulan lain dari beton ringan yakni cocok untuk dry wall, yaitu daerah dinding yang tidak bersentuhan dengan air.
Sementara itu, karena plasteran yang tipis dan sifat beton ringan yang porus, maka beton ringan dinilai bisa merembeskan air.
Karena itu beton ringan tidak cocok untuk dinding kamar mandi atau dinding yang bersentuhan dengan air langsung.
Sementara itu, Ashar mengatakan, bata merah memiliki bentuk yang relatif kurang seragam, memerlukan plaster yang lebih tebal, dan juga spasi yang lebih tebal.
Namun demikian, keunggulan pemasangan bata merah mudah untuk dibuat menjadi dinding kedap air.
"Dengan begitu, dinding pasangan bata merah lebih sesuai dipasang untuk dinding kamar mandi atau daerah yang bersentuhan dengan air," ujar Ashar.
"Dinding pasangan bata merah juga lebih baik dalam menjaga suhu ruangan agar lebih dingin, karena memilik sifat menahan panas yang lebih baik," lanjut dia.
Baca juga: Bukan Horor, Ini Alasan Rumah Era Kolonial Belanda Terasa Lebih Dingin