KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa virus corona penyebab Covid-19 yang kini menyebar di seluruh dunia, tidak akan sepenuhnya hilang.
Direktur Eksekutif Program Kedaruratan WHO, Dr. Michael Ryan, mengatakan, ada kemungkinan pandemi Covid-19 menjadi endemik.
"Penting untuk menjelaskan hal ini. Virus ini mungkin hanya menjadi virus endemik lain di komunitas kita, dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," kata Ryan.
Jauh sebelum ini, sejumlah epidemiolog juga telah memprediksi Covid-19 akan menjadi endemik.
Salah satunya epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, yang melontarkannya pada Mei 2020.
"Saya sudah prediksi memang dari Mei 2020 lalu, ada ceruk kuat kecenderungan Covid-19 ini menjadi endemik," kata Dicky, saat dihubungi 优游国际.com, Senin (3/1/2021).
Baca juga: WHO Sebut Covid-19 Bisa Jadi Penyakit Endemik, Ini Bedanya dengan Epidemi, dan Pandemi
Seperti apa gambarannya jika Covid-19 berubah dari pandemi menjadi endemik?
Perubahan pandemi dan endemik bukan ditetapkan berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, tetapi sejauh mana penyakit itu menyebar.
Dikcy mengatakan, epidemiolog yang punya pengalaman panjang dalam pengendalian pandemi, biasanya akan segera bisa menemukan dan menyimpulkan perubahan pandemi ke endemik.
"Saat ini kecenderungannya semakin menguat. Apalagi strain baru ini mutasinya begitu cepat, belum lagi ada potensi perburukan situasi," kata Dicky.
Perubahan tersebut terjadi atas beberapa indikator, meliputi:
1. Tingkat kekebalan
Tingkat kekebalan tubuh seseorang yang berhasil pulih, tidak bertahan lama dan dapat menurun seiring waktu.
2. Keparahan infeksi
Ttingkat keparahan infeksi virus yang selanjutnya tidak lebih parah dari serangan pertama.