KOMPAS.com - Pro kontra mengenai perpres (peraturan presiden) soal investasi minuman keras (miras) di Bali, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara hingga Papua masih terus berlangsung.
Bahkan di Twitter, sempat melejit tagar #PapuaTolakInvestasiMiras. Dimana hingga Senin (1/3/3121) pagi, tagar ini sudah diramaikan hingga 4.038 cuitan.
Bagi sebagian orang, miras sendiri memang membuat bulu kuduk merinding bahkan hanya dengan mendengar nama atau istilahnya. Namun tidak dengan miras kearifan lokal berikut ini. Namanya justru dicari, lantaran di dalamnya mengandung komposisi zat-zat herbal yang dipercaya menyehatkan tubuh.
Miras lokal dan halal di sini tentu saja tidak mengandung alkohol yang memabukkan, melainkan terbuat dari rempah-rempah yang menyehatkan.
Dinamai bir lantaran memiliki khasiat dan penampilan yang memang hampir mirip dengan bir.
Bir ini berkhasiat menghangatkan badan, mampu mengusir hawa dingin yang menyergap seluruh permukaan tubuh. Sedangkan soal penampilannya, minuman lokal ini juga berwujud layaknya minuman bir yang dituang ke dalam gelas tinggi.
Baca juga: Tangis Haru Iringi 39 Siswa Masuk Barak Pendidikan Militer ala Dedi Mulyadi di Purwakarta
Berwarna kuning bening, lengkap dengan buih putih yang mengambang lembut di atasnya.
Miras lokal tanpa alkohol ini lahir di tanah Jawa. Dari masa ke masa, minuman ini tersaji dan dijajakan oleh lapak-lapak tradisional yang memang mengangkat kekayaan kuliner lokal nusantara.
1. Bir Jawa
Bir Jawa bisa jadi terinspirasi dari Jave Bier, bir milik Belanda yang lahir tahun 1929 di Kota Surabaya.
Baca juga: 5 Tanda Gagal Ginjal yang Terlihat pada Kaki, Kenali Cirinya
Dilansir dari , minuman dengan bahan dasar gandum dan berkadar alkohol sekitar 7,8% ini diperuntukkan untuk kalangan elit, yaitu orang Belanda, Eropa, militer juga jajaran bangsawan pribumi.
Namun, karena mayoritas kaum bangsawan pribumi beragama Islam yang menolak alkohol, maka Sri Sultan Hamengkubowono VIII menggagas lahirnya bir nusantara yang bebas alkohol.
Yaitu bir yang terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, cengkeh, sereh, kayu manis, lada, jeruk nipis, kapulaga, kayu secang juga gula aren.
Baca juga: Letjen Kunto Dimutasi, Usai Try Sutrisno Disebut dalam Forum Purnawirawan
Di kalangan priyayi Jawa khususnya wilayah pemerintahan raja-raja di Jawa Tengah, minuman ini tenar dengan sebutan Bir Jawa. Waktu bergerak, minuman ini pun akhirnya marangsek juga ke dapur dan meja makan rakyat kecil.
Karena bahan bakunya terbuat dari rempah lokal yang gampang dibudidayakan dan dicari, Bir Jawa akhirnya menjadi minuman kesayangan banyak orang, lintas generasi dan strata sosial.