MENURUT KBBI arti gertak adalah suara keras untuk menakut-nakuti. Menggertak artinya suara keras untuk menakut-nakuti dengan ancaman.
Sedangkan gertak sambal adalah ancaman dan sebagainya “hanya untuk” menakut-nakuti (tanda kutip, penulis yang tambahi).
Dengan demikian, gertak sambal sebetulnya hanya “aksi bicara” saja biar lawan ciut atau takut. Jadi, apa yang diomongkan bisa dianggap omong kosong.
Dipikir-pikir, kalau dihubungkan, korelasi antara gertak dan sambal, ada alasannya.
Mengingat masa kecil di kampung, saya jadi teringat dengan Nenek. Kami cucu-cucunya sering merepotkan Nenek karena Nenek memang selalu ada di rumah, di antara kami.
Adik saya yang perempuan terkadang suka merengek-rengek kalau ingin sesuatu. Neneklah yang menjadi sasaran. Kalau tidak diberi juga, maka ia akan menyela Neneknya,”Nenek bau, Nenek ompong!”
Kalau sudah begini, Nenek balik sewot. Maka keluarlah ajian ampuh, ”Coba ngeledek sekali lagi, Nenek sambelin mulut kamu, ya!”
Mendengar gertak diancam sambal ini, adik saya langsung diam. Dia pasti sudah membayangkan kalau mulutnya benar-benar dijejali sambal, apa enggak dower tuh mulut yang mungil itu?
Padahal Nenek hanya menggertak saja, tak sampai hati mulut cucunya dijejali sambal yang pedas.
Saya berpikir lagi kenapa Nenek waktu itu bisa-bisanya berinisiatif untuk menghukum pakai sambal. Bisa jadi, namanya hidup di kampung, untuk makan sehari-hari seadanya.
Di meja makan mungkin yang selalu ada yaitu sambal atau kecap. Jadi, yang terlihat inilah yang dipakai untuk menggertak, yaitu sambal pedas yang selalu ada di meja makan.
Gertak menggertak semacam ini ada sejak zaman baheula. Dulu, di Kota Deli, Sumatera Utara, ada yang namanya vrijeman (asal kata bahasa Belanda). Vrije artinya bebas, dan man artinya laki-laki. Jadi, vrijeman adalah laki-laki bebas.
Zaman itu di Deli banyak dipekerjakan kuli-kuli perkebunan. Tetapi ada juga yang menolak menjadi kuli perkebunan. Nah, mereka inilah yang disebut vrijeman.
Pada waktu itu, vrijeman sangat baik hati. Mereka membela kuli yang ditindas para mandor perkebunan.
Dengan gertakan vrijeman, para mandor agak kecut. Oleh karena itu, vrijeman disukai rakyat kecil pada saat itu.