Hai, apa kabarmu? Semoga kabarmu sehat selalu dan diberikan karunia yang cukup untuk menjaga kesehatan itu.
Kemarau sudah mulai terasa di akhir Juli ini meskipun sesekali masih turun hujan di beberapa wilayah dengan intensitas ringan.
Di Jakarta dan pinggirannya, seperti tempat saya tinggal, selain hujan ringan yang beberapa kali masih turun, suhu udara menjelang pagi juga terasa lebih dingin.
Udara dingin di pagi hari itu lebih terasa ketika saya melaju dengan sepeda untuk berolahraga seperlunya di sekitar rumah yang relatif masih sepi. Sepoi-sepoi angin yang menampar-nampar pipi ketika mengayuh sepeda terasa lebih dingin.
Karena udara pagi yang lebih dingin ini, keringat tidak banyak keluar saat kelar bersepeda sekitar pukul 07.00. Pukul 07.00 saya jadikan acuan selesai bersepeda untuk menghindari bertemu kerumunan.
Selesai bersepeda, tidak ada alasan juga untuk mampir atau berinteraksi karena belum ada kedai kopi yang buka.
Setelah sekitar satu jam bersepeda, tanpa berinteraksi dengan siapa pun, saya langsung kembali ke rumah untuk melanjutkan kegiatan harian lainnya.
Bagaimana hawa pagi di sekitar tempat tinggal kalian? Kemarau yang sudah mulai memuncak membuat hawa saat tengah malam dan menjelang pagi lebih dingin di beberapa wilayah. BMKG menjelaskan fenomena ini.
Soal suhu udara, saya mau beralih ke suhu politik.
Hari ini, tepat sebulan kita menyaksikan suhu politik yang panas, khususnya di Istana Negara. Seperti kamu ingat, pada 28 Juni 2020, publik diberitahu soal marah dan jengkelnya Presiden Joko Widodo kepada para pembantunya.
Pemberitahuan itu dilakukan Sekretariat Kabinet melalui akun youtube yang mereka kelola. Mereka melepas pidato singkat berisi kemarahan dan kejengkelan Presiden Jokowi saat rapat kabinet paripurna di Istana Negara, 18 Juni 2020.
Ada jeda 10 hari untuk mengunggah video kemarahan dan kejengkelan Presiden Jokowi. Sekretariat Kabinet semula merasa kemarahan dan kejengkelan itu adalah urusan internal.
Namun, karena rakyat perlu tahu kemarahan dan kejengkelan Presiden Jokowi, video itu dipertontonkan ke publik dan tentu saja menjadi viral.
Panas dingin suhu politik setelah video itu viral. Semua media membahas apa langkah luar biasa atau extraordinary yang dijanjikan Presiden Jokowi setelah marah dan jengkel.
Di awal setelah video itu diunggah, ekspektasi publik begitu tinggi. Untuk menghindari kecewa karena ekspektasi terlalu tinggi, publik kemudian tidak mengharapkan apa-apa alias tidak peduli.
Kecerdasan publik mengelola ekspektasi kepada negara kemudian terbukti. Sebulan setelah marah dan jengkel dipertontongkan, tidak terlihat langkah luar biasa seperti dijanjikan.
Memang, tepat setelah sebulan kemarahan dan kejengkelan itu disampaikan, badan dan komite pada 20 Juli 2020. Ini salah satu langkah "luar biasa" yang dijanjikan Presiden Jokowi dalam bentuk ancaman kepada para pembantunya.
Di luar pembubaran lembaga itu, Presiden Jokowi juga mengancam akan merombak kabinet. Secara rinci dengan contoh yang gamblang di kemukakannya, beberapa kementerian yang lambat kerjanya sehingga menjengkelkan disebut.