Budaya masyarakat yang masih bias gender ini, menurut Harti, diajarkan lewat media termasuk iklan, sinetron, dan film.
Tak hanya itu, dia juga berpendapat, jika budaya masyarakat yang masih meminggirkan perempuan juga bisa datang dari tafsir agama yang bias gender pula.
Dengan kata lain, hal-hal tersebut juga memengaruhi persepsi masyarakat khususnya dalam memandang fenomena perselingkuhan.
Hal ini rentan menimbulkan penghukuman terhadap sosok yang dianggap merebut laki-laki dalam rumah tangga. Sedangkan, peran laki-laki dalam persoalan perselingkuhan dibiarkan bebas.
Sosok yang dianggap pelakor tersebut kemudian rentan mendapatkan perundungan dan hukuman yang tidak manusiawi dari masyarakat.
"Lihat aja para netizen kalau berkomentar di sosmed," ucap Harti.
Wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Rifka Annisa ini menyebutkan, fenomena penghukuman massal kepada perempuan yang dianggap sebagai pelakor tak hanya merupakan akibat dari pandangan masyarakat yang masih bisa gender.
Tetapi juga didukung oleh literasi bermedia sosial yang masih buruk. Selain itu, pandangan ini juga bisa disebabkan karena masyarakat mudah menelan informasi tanpa mengecek sumber dan kebenarannya terlebih dahulu.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita 优游国际.com WhatsApp Channel : . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.