Pengguna akun media sosial X/Twitter @te**it4 menyoroti notifikasi aplikasi BMKG terlambat sepuluh menit dari gempa Bogor yang berlangsung pukul 22.16.13 WIB pada Kamis malam.
Sementara notifikasi gempa Bogor di akun media sosial BMKG tayang pukul 22.43 WIB.
"Baru muncul sepuluh menit kemudian. Semoga sembelit lu semua yang motong anggaran BMKG. Ini lebih nyebelin lagi baru muncul hampir setengah jam kemudian. Balikin BMKG yang gercep dan real time," tulis pengunggah.
BMKG mengabarkan gempa Magnitudo 4,1 mengguncang Bogor pada Kamis (10/4/2025) malam.
Episenter gempa terletak di koordinat 6.62 LS dan 106.8 BT dengan kedalaman hiposenter 5 km.
BMKG membantah telat memberi notifikasi gempa
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono membantah dugaan notifikasi gempa Bogor yang disampaikan ke publik terlambat.
"Tidak benar ini," ujar Daryono saat dikonfirmasi 优游国际.com, Jumat (11/4/2025).
Daryono mengatakan, kabar gempa Bogor dirilis sejak pukul 22.17.23 WIB oleh sistem BMKG. Ini berarti informasi muncul hanya selang satu menit usai gempa terjadi pukul 22.16.13 WIB.
Menurutnya, kemunculan notifikasi itu sudah sangat cepat. Sebab, Daryono menyatakan, informasi kebencanaan seperti itu biasanya baru muncul tiga menit setelah kejadian.
Meski begitu, dia membenarkan ada banyak kemungkinan yang menyebabkan notifikasi gempa tidak diterima pengguna aplikasi secara tepat waktu. Salah satunya terkait jaringan internet.
Namun, dia tetap memastikan pihaknya telah mengabarkan kejadian gempa Bogor dengan cepat melalui sistem yang dipakai BMKG.
"Tidak ada lembaga di dunia secepat BMKG," tegas Daryono.
Menurutnya, United States Geological Survey (USGS) selaku lembaga informasi kebencanaan di AS baru mengeluarkan notifikasi 30 menit setelah terjadi bencana.
Sementara lembaga Jepang Meteorological Agency menyampaikan notifikasi bencana dalam kurun waktu tiga menit.
Sistem notifikasi bencana BMKG
Daryono menambahkan, waktu gempa bumi tidak dapat diprediksi sebelum bencana itu terjadi sehingga belum ada teknologi yang bisa membuat peringatan dini sebelum gempa.
Kondisi ini berbeda dari tsunami yang bisa diprediksi sebelum bencana tersebut terjadi. Karena itu, sekarang baru ada teknologi peringatan dini tsunami.
BMKG mengembangkan teknologi peringatan dini Indonesia Tsunami Early Warning System (InaTEWS) untuk memantau dan memberi peringatan bencana tsunami dan gempa sejak 2008.
Proses peringatan bencana berawal dari alat seismeter seluruh Bumi yang mendeteksi gempa di suatu wilayah. Data itu diolah menghasilkan informasi titik pusat dan besar getaran gempa.
Gempa berkekuatan tinggi akan diidentifikasi potensinya dalam menimbulkan tsunami. BMKG kemudian menyampaikan informasi peringatan dini gempa dan tsunami itu ke publik.
Pada 2019, BMKG mulai membangun sistem peringatan dini gempa bumi atau Indonesia Earthquake Early Warning System (InaEEWS).
Sistem ini diciptakan untuk memberi peringatan dini terjadi gempa kuat dalam hitungan beberapa detik hingga menit ke depan.
EEWS diharapkan bisa memantau gempa memakai sensor-sensor pendeteksi gempa bumi, mengolah data, dan menyebarkan peringatan dini ke masyarakat.
BMKG saat ini masih menyiapkan sistem peringatan dini EEWS untuk memberikan estimasi intensitas gempa, waktu tiba gelombang, estimasi magnitudo, dan lokasi episenter gempa.
Masyarakat dapat memantau peringatan dini gempa dan tsunami melalui akun media sosial BMKG, situs warning.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id/, maupun aplikasi resmi Info BMKG.
/tren/read/2025/04/11/161500565/notifikasi-peringatan-dini-gempa-bogor-disebut-telat-ini-kata-bmkg