KOMPAS.com - Rencana pemblokiran TikTok di Amerika Serikat (AS) membuat sejumlah media sosial saingannya meraup keuntungan.
Salah satunya adalah aplikasi asal China Xiaohongshu atau lebih dikenal dengan RedNote.
Dikutip dari AFP, RedNote adalah aplikasi mirip Instagram yang menjadi wadah untuk berbagi tips mengenai perjalanan, fashion, dan tata rias.
Sejak Selasa (14/1/2025), aplikasi tersebut mengalami lonjakan pengunduh di App Store pengguna AS.
Lantas, apa itu RedNote?
Mengenal aplikasi RedNote
Xiaohongshu atau RedNote merupakan salah satu platform media sosial terbesar di China yang dibuat pada 2013.
Menurut irma riset Qian Gua, aplikasi tersebut memiliki 300 juta pengguna. Meski begitu, RedNote belum banyak dikenal pengguna di luar China.
Dikutip dari CBS News, aplikasi RedNote bisa diunduh dengan gratis di App Store. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat membagikan foto dan video.
Di China, RedNote biasanya digunakan untuk perdagangan elektronik, panduan atau tips perjalanan, hingga rekomendasi kuliner.
Secara harfiah, Xiaohongshu dalam Bahasa Mandarin artinya adalah buku merah kecil. Kemungkinan kata itu merujuk pada rednote yang terkenal dan berisi kutipan dari Bapak Pendiri Komunis China, Mao Zedong.
Referensi tersebut tidak menyurutkan minat pengguna AS untuk beralih ke aplikasi itu usai pemerintah AS melarang penggunaan TikTok di negara tersebut.
Pengguna mengaku memilih aplikasi RedNote sebagai pengganti TikTok karena aspek video pendek yang ditawarkan.
Video yang menyertakan istilah "pengungsi TikTok" di RedNote telah ditonton jutaan kali minggu ini.
Faktanya, sebuah firma intelijen pasar, Analisis oleh Sensor Tower menunjukkan unduhan RedNote di ponsel pengguna AS telah meningkat hampir tiga kali lipat selama seminggu terakhir dibandingkan sebelumnya.
Platform tersebut mengalami kenaikan unduhan sebesar 200 persen dari tahun ke tahun dan mengalami peningkatan hingga 194 persen dari minggu sebelumnya.
Sebuah perusahaan yang menyediakan statistik tren daring, QR Code Generator mengatakan, ada peningkatan 4.900 persen untuk Xiaohongshu di penelusuran Google di AS.
Perbedaan RedNote dengan TikTok
Meski digadang-gadang sebagai pengganti TikTok, RedNote tidak dirancang untuk penutur bahasa Inggris. Sedangkan TikTok justru tidak menyediakan pilihan bahasa China sama sekali.
Meski demikian, beberapa pengguna mengaku rela belajar Bahasa Mandarin untuk bisa menggunakan aplikasi tersebut.
RedNote didirikan oleh Charlwin Mao dan Miranda Qu melalui perusahaan Xingin Information Technology yang berkantor pusat di Shanghai.
Aplikasi ini memiliki algoritma sesuai dengan kontennya. Aplikasi berfokus pada minat pengguna, buka pada hal-hal yang diikuti oleh pengguna.
Beberapa pengguna mengatakan, hal ini justru mendorong lebih banyak konten orisinal dan mengurangi dominasi konten influencer.
Di sisi lain, TikTok merupakan aplikasi milik perusahaan internet China ByteDance yang dirancang secara khusus untuk pengguna global.
Aplikasi TikTok bahkan tidak bisa diakses di China karena adanya aplikasi kembarannya, Douyin yang melayani pasar domestik.
Apakah aplikasi RedNote aman?
Diberitakan Forbes, RedNote telah menghadapi beberapa kontroversi. Pada 2018 lalu, aplikasi tersebut menarik banyak pengguna dari luar negeri tetapi tampaknya menghadapi masalah regulasi.
Pada Desember 2022, pemerintah Taiwan juga melarang pegawai sektor publik untuk menggunakan aplikasi RedNote pada perangkat resmi karena masalah keamanan nasional.
Pakar keamanan siber dari NordVPN, Adrianus Warmenhoven, mengatakan RedNote sebenarnya dapat menimbulkan ancaman yang lebih besar dibandingkan TikTok.
"RedNote tidak pernah ditujukan untuk pasar di luar China. Semua pembagian data dan semua server yang menerima pembagian data berada di China," kata dia, dikutip dari CBS News.
"Itu berarti mereka dikecualikan dari semua perlindungan data ini dan berada di luar pandangan pemerintah Amerika," imbuhnya.
Warmenhoven mengatakan, Tiktok dan perusahaan induknya ByteDance setidaknya menyimpan data di server yang berbasis di AS, yang memberi pemerintah AS sedikit moderasi atau batasan pada data yang dapat dikirim ke China.
Adapun Rednote, menurut Warmenhoven, tidak menyampaikan syarat dan ketentuan yang transparan sehingga dapat menimbulkan risiko keamanan siber yang besar bagi warga AS.
Hal itu karena syarat dan ketentuan RedNote menggunakan bahasa Mandarin sehingga ada kemungkinan pengguna kesulitan untuk mengubahnya ke dalam bahasa Inggris.
"Syarat dan ketentuannya berbahasa Mandarin sehingga pengguna yang tidak berbahasa Mandarin tidak jelas tentang data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut digunakan," kata dia.
"Saya cukup yakin jutaan orang yang pindah ke sana tidak menggunakan Google Translate untuk membaca (syarat dan ketentuan) sehingga mereka tidak tahu apa yang mereka setujui," lanjutnya.
Konten di RedNote juga tampaknya disensor lebih ketat daripada postingan TikTok.
Analisis CBS News menemukan, pencarian apa pun untuk "Xi Jinping", presiden China di RedNote tidak menghasilkan hasil apa pun.
Istilah "Bebaskan Hong Kong" juga tidak memberikan hasil apa pun.
RedNote bahkan tampaknya meningkatkan operasi untuk memantau konten mengingat banyaknya orang Amerika yang menggunakan aplikasi tersebut.
CBS News menemukan lowongan pekerjaan lokal yang diunggah oleh perusahaan tersebut secara daring di China yang mengiklankan pekerjaan untuk mengulas konten berbahasa Inggris dan menjanjikan gaji bulanan antara 950 sampai dengan 1.200 dollar AS.
/tren/read/2025/01/19/180000465/mengenal-aplikasi-rednote-apakah-lebih-aman-daripada-tiktok-