KOMPAS.com - Seorang ibu berinisial UM (39) diduga membunuh anak kandungnya yang berusia 6 bulan di rumahnya di Desa Way Areng, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, pada Sabtu (11/1/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.
Kasus tragis ini pertama kali diketahui oleh anak sulung UM, berinisial YA, yang mendengar tangisan bayi pada dini hari.
Menurut YA, ia mendengar suara tangisan sekitar pukul 04.00 WIB dan langsung menuju ke arah dapur untuk memeriksa.
Sesampainya di sana, YA terkejut melihat adiknya, HS, tergeletak di lantai dapur dengan kondisi tubuh bersimbah darah. Di samping tubuh bayi tersebut, UM terlihat berdiri sambil memegang sebilah golok.
Melihat kondisi yang sangat mengerikan itu, YA segera mengambil tubuh adiknya dan membawanya ke rumah pamannya yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Baca juga:
Setelah itu, YA kembali ke rumah dan mendapati ibunya sudah tergeletak dengan luka sayatan di tangan kiri serta mulut berbusa akibat meminum racun semut.
Sementara itu, keluarga berusaha menyelamatkan bayi yang diduga menjadi korban pembacokan oleh UM dengan membawanya ke Puskesmas, namun nyawa bayi tersebut tidak tertolong.
Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik, mengonfirmasi bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini.
"Kami masih menyelidiki kasus tersebut," kata Kombes Umi saat dihubungi pada Sabtu (11/1/2025).
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan luka bacok di kepala korban yang menyebabkan kematiannya. Polisi juga sudah memeriksa YA sebagai saksi dalam kasus ini.
"Menurut keterangan saksi, bayi tersebut tergeletak di lantai dengan luka bacok di bagian kepala. Korban kemudian dibawa oleh saksi ke rumah saudaranya," jelas Kombes Umi.
Baca juga:
Setelah itu, YA kembali ke rumah dan menemukan ibunya sudah melakukan percobaan bunuh diri dengan melukai diri dan meminum obat semut. Polisi telah menyita golok dan botol obat semut sebagai barang bukti.
Pihak kepolisian menduga bahwa pelaku, UM, mengalami depresi atau baby blues syndrome, sebuah kondisi psikologis yang dapat terjadi setelah melahirkan.
Diduga, tekanan emosional yang berat, seperti mengurus tiga anak seorang diri sementara suaminya bekerja sebagai sopir truk di luar kota, semakin memperburuk kondisi psikologis UM.
Beberapa warga juga menyebutkan bahwa UM merasa tertekan setelah mendengar kabar bahwa suaminya yang sudah lama bekerja di Jawa akan menikah lagi.